Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, Penderita ISPA di Sumsel Capai 274.502 Orang | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, Penderita ISPA di Sumsel Capai 274.502 Orang

Selasa, 13 Agustus 2019 | 10:56 WIB
Ilustrasi karhutla. (Foto: Antara)

RIAUANTARA.CO | Palembang - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memicu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan, jumlah penderita penyakit itu mencapai 274.502 orang selama periode Januari–Juni 2019.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Lesty Nuraini mengatakan, penyakit ISPA cenderung rentan menyerang saat musim kemarau, yang memicu terjadinya karhutla di beberapa lokasi di Sumsel. Karena itu, Dinkes sudah menyampaikan kepada pemerintah daerah untuk mengantisipasi.

“Kami sudah mengirim imbauan kepada pemerintah daerah untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi terjadinya kabut asap menjelang puncak musim kemarau,” kata Lesty,dilansir iNews.id, Selasa (13/8/2019).

Menurut Lesty, Kota Palembang menjadi daerah paling tinggi jumlah penderita ISPA yang mencapai 80.162 orang selama periode tersebut. Kemudian, disusul Banyuasin dengan penderita mencapai 36.871 orang, Muara Enim sejumlah 35.405 orang, Musi Banyuasin 21.871 orang dan Ogan Komering Ilir 13.292 orang.

Sementara daerah yang paling rawan terdampak oleh kabut asap yakni Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat.

“Untuk Palembang sebenarnya bukan sumber asap, namun menjadi wilayah paling parah terdampak asap seperti yang terjadi pada 2015 kemarin. Arah angin dari sumber asap yakni di Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir membawa asap hingga ke Palembang,” ujar Lesty.

Dia menambahkan, secara bulanan, bulan April menjadi masa paling parah dengan jumlah 54.409 penderita, disusul Maret dengan 54.237 penderita. Sementara penderita pada Februari sebanyak 50.837, Januari sebanyak 44.142 penderita, Mei sebanyak 40.459 penderita, dan 30.418 penderita pada Juni.

Lesty mengatakan, ISPA bukan hanya disebabkan oleh kabut asap, tapi juga virus yang menyerang sistem pernapasan. Namun, kabut asap yang membawa partikel kebakaran akan memperburuk dan meningkatkan jumlah penderita.

“Dengan datangnya musim kemarau, potensi karhutla menyebabkan terjadinya kabut asap pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu kami sudah melakukan sejumlah antisipasi pencegahan dan penanggulangan,” katanya.

Untuk langkah pencegahan dan pengendalian, Dinkes Sumsel telah menginstruksikan Dinas Kesehatan kabupaten/kota melakukan langkah-langkah penanggulangan. Langkah itu di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker apabila bepergian, serta memperbanyak minum air putih.

“Bila terjadi peningkatan kasus penderita ISPA, pneumonia, konjungtivitis, dan diare di daerah, kami meminta kepada surveilans kesehatan melakukan langkah-langkah pengendalian dengan cermat,” katanya.
(red/kom)

sumber: iNews.id
Bagikan:

Komentar