Besok, 2.500 Peserta akan Meriahkan Festival Kue Bulan 2019 | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Besok, 2.500 Peserta akan Meriahkan Festival Kue Bulan 2019

Kamis, 12 September 2019 | 11:48 WIB

Pekanbaru - Masyarakat suku Tionghoa di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, akan kembali merayakan festival kue bulan atau biasa yang dikenal Zhong Qiu pada 13 September 2019 mendatang.

Ketua panitia, Anton Tanusina mengatakan, pelaksanaan festival kue bulan tahun ini akan diikuti sekitar 40 organisasi gabungan yang terdiri dari organisasi Tionghoa serta organisasi pendidikan yang ada di Riau.

"Diperkirakan kurang lebih sebanyak 2.500 orang akan terlibat dalam iven ini," kata Anton saat konferensi pers di hotel Furaya Pekanbaru, rabu (11/9/2019) kemarin.

Nantinya dalam festival ini, lanjut Anton, berbagai kemeriahan akan disuguhkan seperti pawai lampion, panggung hiburan, makan kue bulan bersama, lomba kreasi lampion dan juga lomba fotografi.

"Seluruh kemeriahan ini terbuka untuk umum, dan saat ini sudah ada 2.078 orang peserta yang sudah mendaftar. Kita juga telah menyiapkan 2.570 lampion dan 2.500 kue bulan untuk dibagikan ke pengunjung," tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, pihak panitia juga menyiapkan lampion raksasa dengan karakter babi,  yang nantinya akan diarak saat pawai lampion untuk menyemarakkan.

Sementara itu, Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Riau, Jailani Tan yang bertanggung jawab atas kelancaran pawai lampion menjelaskan, untuk rutenya pawai akan dilakukan mengelilingi Kampung Tionghoa Melayu Pekanbaru.

"Rutenya mulai dari Jalan Karet, menuju Jalan Juanda, ke Ahmad Yani, kemudian ke Jalan M Yamin, lalu ke Jalan Sudirman, masuk Jalan Juanda dan kembali lagi ke Jalan Karet," kata Jailani.

Sedangkan, Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Stephen Sanjaya berharap, festival ini sebagai pagelaran budaya yang dapat menjadi salah satu penarik wisatawan bahkan juga memperkenalkan bahwa Riau merupakan daerah berbudaya.

"Ini juga cara kita melestarikan budaya. Sebab, kita melibatkan para generasi muda agar lebih paham bahwa leluhur memiliki peradaan yang lama," tuturnya.
(red/mcr)
Bagikan:

Komentar