1 Bulan Pasca Giat Pijar Melayu, Bem Polbeng dan Kades se Bantan Bahas Pulau Terluar, Jokowi Kunjungi Bengkalis | riauantara.co
|
Menu Close Menu

1 Bulan Pasca Giat Pijar Melayu, Bem Polbeng dan Kades se Bantan Bahas Pulau Terluar, Jokowi Kunjungi Bengkalis

Senin, 27 September 2021 | 12:11 WIB


PEKANBARU, (riauantara) - Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan mengunjungi pulau terluar Indonesia di Pulau Bengkalis tepatnya di Desa Muntai Kecamatan Bantan Selasa besok.


Kunjungan Presiden Jokowi ke Bengkalis ini berselang 1 Bulan dari giat Pijar Melayu, Bem Politeknik Negeri Bengkalis dan Kades se Kecamatan Bantan tentang menanam mangrove, edukasi jaga pulau terluar (MEMIJAR) NKRI Agustus lalu.


Direktur Eksekutif Pijar Melayu Rocky Ramadani, SP menyambut baik kedatangan Presiden Jokowi meninjau pulau terluar Indonesia di Kabupaten Bengkalis (27/9). 

Alhamdulillah giat yang kita taja bulan lalu bersama Bem Polbeng dan kades se Kecamatan Bantan mampu mendorong datangnya presiden Jokowi ke Bengkalis. Rekomendasi hasil kegiatan Pijar Melayu kirimkan kepada Presiden Jokowi dan kementerian terkait bulan lalu tanggal 28 Agustus 2021. 


“Kedatangan Presiden Jokowi diharapkan akan mempercepat pembangunan pulau terluar di Bengkalis sehingga terhindar dari abrasi yang selama ini menghantui masyarakat Kecamatan Bantan dan kedaulatan Negara tetap terjaga dengan baik”, Ujar Rocky.


Tambahnya persoalan abrasi tidak bisa hanya difokuskan kepada mangrove, tetapi juga adanya break water dengan menggunakan batu gunung sebagai pemecah gelombang. Hal ini akan memberikan multiplayer effect yang mana dengan adanya break water sebagai pemecah gelombang, juga akan berimpact terhadap tingginya persentase keberhasilan tumbuhnya bibit mangrove dengan sempurna, sehingga tujuan menjaga pulau terluar demi Kedaulatan NKRI dapat tercapai.


Pijar Melayu sebagai kelompok kajian strategis meminta kepada pemprov Riau agar lebih serius memperhatikan wilayah pesisir pantai, tidak hanya pulau terluar Indonesia namun juga wilayah lain yang telah abrasi dan mengancam hilangnya perkebunan warga tempatan bahkan hilangnya perkampungan warga.**Ril

Bagikan:

Komentar