BPBD Mencatat Sebanyak 6.467 Jiwa Warga Riau Mengungsi karena Banjir, Ini yang Dilakukan | riauantara.co
|
Menu Close Menu

BPBD Mencatat Sebanyak 6.467 Jiwa Warga Riau Mengungsi karena Banjir, Ini yang Dilakukan

Sabtu, 13 Januari 2024 | 17:16 WIB




RIAUANTARA.CO |PEKANBARU - Musik hujan terjadi di Provinsi Riau ini mengakibatkan sejumlah daerah atau wilayah terendam banjir. Yang sehingga belakangan memaksa ada warga untuk mengungsi.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau ini mendata, setidaknya ada 6.467 warga Riau yang mengungsi akibat banjir. Warga terperangkap banjir, hingga harus mengungsi. Diantara itu Kabupaten Rokan Hilir, Kepulauan Meranti serta Kota Dumai. 


Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak akibat banjir. Total ada  3.992 jiwa warga Rohil yang mengungsi akibat rumah terandam oleh banjir.


"Selain di Rohil, di Kabupaten Kepulauan Meranti juga banyak, ada 2.240 jiwa yang mengungsi. Sisanya tersebar di sejumlah daerah. Diantaranya di Kabupaten Bengkalis ada 191orang dan di Kota Dumai ada 44 orang," ujar Kepala BPBD Riau Edy Afrizal.


Katanya, sementara itu, meski warganya tidak sampai harus mengungsi, banjir juga terjadi di kabupaten/kota lain di Riau. Yakni seperti Pelalawan dan Kota Pekanbaru. Hal itu sebut Edy Afrizal setidaknya ada 4.686 Kepala Keluarga dan itu 18.744 jiwa warga Riau yang terdampak. 


BPBD Riau katanya, sudah ada melakukan upaya penanganan banjir. Seperti halnya  melakukan evakuasi warga, distribusikan bantuan logistik kebutuhan korban banjir. Kemudian mendirikan dapur umum dan posko pengungsian.


"Kita juga sudah membuat permohonan bantuan kepada pusat semoga bisa segera diproses namun saat ini pusat juga sudah membantu untuk kesiapsiagaan kita di daerah, seperti saat ini ada logistik selimut yang masih ada dari pusat sebelumnya," jelasnya. 


Selain itu, BPBD Riau juga melakukan evakuasi kepada warga yang berada di daerah Kampar dan Rokan hilir namun ada beberapa warga yang memilih bertahan tinggal di kediaman.


"Memang masyarakat kita ini ada yang mau dievakuasi dan ada yang memilih tetap bertahan di rumahnya. Bagi yang bersedia dievakuasi kami lakukan evakuasi dan yang tidak mau, kami tetap memantau mereka dan tetap menyalurkan logistik yang mereka butuhkan dan mengimbau agar tetap waspada," jelasnya.


Pihaknya menghimbau kepada masyarakat khususnya orang tua untuk mengontrol anak-anak yang bermain banjir di aliran air deras yang beresiko terseret arus mengingat banyaknya masyarakat yang menjadikan banjir sebagai wahana untuk bermain.


Banjir hal ini di Riau telah menelan empat korban jiwa. Selain menyebabkan kerugian materil, banjir juga menyebabkan masalah kesehatan, terutama kesehatan kulit, dan terkendalanya akses pendidikan.


Total ada 29 sekolah SMA sederajat di Riau yang harus meliburkan siswa, karena ruang kelasnya terendam air. Itu belum termasuk sekolah dasar dan menengah kewenangan ada di masing-masing kabupaten/kota.  **Irul

Bagikan:

Komentar