Cuaca panas yang melanda Provinsi Riau semakin memperburuk kondisi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah (foto ilustrasi). |
Pekanbaru, riauantara.co | Cuaca panas yang melanda Provinsi Riau semakin memperburuk kondisi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah. Hingga kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat lima daerah yang terdampak Karhutla, yaitu Kabupaten Kampar, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu (Inhu), dan Kota Dumai.
Kepala BPBD Riau, M. Edy Afrizal, menyatakan bahwa upaya pemadaman terus dilakukan secara intensif, baik melalui jalur darat maupun udara.
"Saat ini, tim di lapangan baik melalui jalur darat maupun udara sedang berupaya melakukan pemadaman api di kelima daerah tersebut. Kita doakan bersama agar api segera dapat dipadamkan," ujar Edy.
Lebih lanjut, Edy merinci titik-titik Karhutla yang terdeteksi di tiap daerah. Di Kabupaten Kampar, kebakaran ditemukan di Desa Karya Indah, Tapung; di Bengkalis, titik api terpantau di Desa Tasik Serai; di Pelalawan, kebakaran terdeteksi di wilayah Pulau Muda; di Kota Dumai di Lubuk Gaung; dan di Inhu berada di Talang Jerinjing.
BPBD Riau telah mengerahkan empat helikopter water bombing untuk melakukan pemadaman dari udara secara intensif. Satu unit pesawat caravan dan satu helikopter patroli juga diterjunkan guna memantau perkembangan titik api.
"Patroli udara ini bertujuan agar titik api yang baru segera terpantau dan langsung dikendalikan oleh petugas darat. Jika medan tidak memungkinkan untuk dijangkau melalui darat, maka helikopter water bombing akan diturunkan," kata Edy.
Selain langkah penanganan, BPBD juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Musim kemarau yang semakin panas dan kering meningkatkan risiko kebakaran. Edy juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan, terutama di area lahan kosong atau hutan.
"Mari bersama menjaga lingkungan agar kebakaran lahan dapat dicegah dan dampaknya dapat diminimalkan untuk kebaikan kita bersama. Kita jaga alam, alam jaga kita," tutup Edy.
(kmo/rd)
Komentar