![]() |
Hingga saat ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau telah menyuntikkan sebanyak 3.249 dosis vaksin PMK ke hewan ternak di berbagai daerah./foto ilustrasi. |
Pekanbaru, riauantara.co | Upaya pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dan kerbau di Riau terus digencarkan. Hingga saat ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau telah menyuntikkan sebanyak 3.249 dosis vaksin PMK ke hewan ternak di berbagai daerah.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan PKH Riau, drh. Faralinda Sari, mengungkapkan bahwa Kabupaten Kampar menjadi daerah dengan progres vaksinasi tertinggi, dengan 1.000 dosis vaksin telah disuntikkan.
Sementara itu, Indragiri Hulu menerima 947 dosis, disusul Pekanbaru (573 dosis), Dumai (350 dosis), Siak (223 dosis), Indragiri Hilir (60 dosis), dan 96 dosis lainnya diberikan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemprov Riau.
"Selain vaksinasi, kami juga melakukan desinfeksi dan pengobatan bagi hewan ternak yang terkena PMK," ujar Fara.
Tahun ini, Riau mendapatkan alokasi 53.600 dosis vaksin PMK yang akan dikirim secara bertahap. Pada tahap awal, sebanyak 30.000 dosis vaksin diperkirakan tiba di Riau.
"Saat ini, kami sudah menerima 4.600 dosis vaksin. Kemudian pada Februari ini akan dikirim lagi sekitar 13.000 dosis," jelas Fara.
Selain PMK, penyakit lain seperti Septicaemia Epizootica (sapi ngorok) dan Jembrana juga menjadi ancaman bagi peternak. Cuaca ekstrem, termasuk hujan deras dan banjir yang terjadi di Riau, meningkatkan risiko penyebaran penyakit tersebut.
"Kami mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim hujan seperti sekarang. Lingkungan yang lembap dapat mempercepat penyebaran penyakit ternak," tambahnya.
Hingga saat ini, jumlah kasus PMK di Riau telah mencapai 68 kasus. Dinas PKH Riau terus mengawasi perkembangan kasus ini dan berkomitmen untuk menekan penyebaran PMK.
"Para peternak diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan gejala PMK pada ternaknya agar dapat segera ditangani," tutup Fara.
Upaya vaksinasi dan pengawasan ketat diharapkan dapat mengendalikan wabah PMK dan menjaga kesehatan ternak di Riau, sehingga tidak berdampak pada sektor peternakan dan ekonomi masyarakat.
(ia/rd)
Komentar