![]() |
Toko Perempuan Kota Pekanbaru, Ade Hartati, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak yang masih belum mendapatkan akses pendidikan. |
Pekanbaru, riauantara.co | Masalah pendidikan di Kota Pekanbaru kembali menjadi sorotan. Kali ini, Toko Perempuan Kota Pekanbaru, Ade Hartati, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak yang masih belum mendapatkan akses pendidikan karena keterbatasan anggaran.
Menurutnya, program wajib belajar 9 tahun seharusnya menjadi komitmen utama pemerintah daerah. Namun kenyataannya, masih ditemukan sejumlah siswa yang terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan karena alasan ekonomi.
"Wajib belajar sembilan tahun itu bukan hanya slogan. Jangan ada lagi anak yang gagal sekolah hanya karena anggaran. Ini tanggung jawab bersama, terutama pemerintah," ujar Ade Hartati dalam sebuah diskusi, Senin (8/7/2025).
Ade juga menyinggung soal beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang menurutnya dapat menjadi peluang besar bagi pemerintah daerah untuk mendapatkan tambahan dukungan dana dari pusat. Namun, ia menyayangkan belum maksimalnya pemanfaatan program tersebut di daerah.
"Beasiswa KIP itu bukan hanya bentuk bantuan untuk siswa, tapi juga peluang bagi pemerintah daerah untuk menarik anggaran pusat. Tapi kenyataannya, program ini belum dijalankan secara maksimal," tambahnya.
Ia menilai bahwa selama ini perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan masih bersifat parsial dan tidak menyeluruh. Bahkan, ia menuding bahwa fokus pemerintah saat ini justru lebih banyak diarahkan pada persiapan politik menjelang pemilihan lima tahunan.
"Pemerintah kita ini belum punya sikap yang komprehensif terhadap pendidikan. Mereka lebih sibuk memikirkan pemilu lima tahun ke depan, dibanding membenahi sistem pendidikan yang setiap tahun bermasalah," tegas Ade.
Ia pun mendesak agar alokasi anggaran pendidikan di APBD benar-benar dimanfaatkan untuk memperluas akses, meningkatkan kualitas, dan menjamin keberlanjutan pendidikan, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
(kmo/rd)
Komentar