Polemik PPDB di Pekanbaru, Daya Tampung Sekolah Masih Jadi Masalah Serius | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Polemik PPDB di Pekanbaru, Daya Tampung Sekolah Masih Jadi Masalah Serius

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:05 WIB
Diskusi Forum Pekanbaru Bicara terkait persoalan daya tampung sekolah negeri yang terbatas menjadi keluhan utama masyarakat.
Pekanbaru, riauantara.co | Polemik seputar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Pekanbaru kembali mencuat ke permukaan. Persoalan daya tampung sekolah negeri yang terbatas menjadi keluhan utama masyarakat, terutama bagi orang tua siswa yang anaknya belum tertampung di sekolah tujuan.

Tokoh perempuan Kota Pekanbaru, Ade Hartati, menyoroti seriusnya persoalan ini yang seolah menjadi masalah klasik setiap tahun ajaran baru. Menurutnya, seharusnya semua pihak terkait bisa duduk bersama dan mencari solusi permanen agar persoalan daya tampung ini tidak terus berulang.

"Jika semua pihak sudah saling berkomunikasi, maka tidak akan ada lagi kendala daya tampung menjadi keluhan setiap tahun," ungkap Ade Hartati, dalam diskusi, Selasa (8/7/2025).

Ia menambahkan, sudah semestinya pemerintah kota hadir dengan kebijakan yang memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang layak, sesuai dengan prinsip pendidikan dasar yang murah dan berkualitas.

"Zaman masa Wali Kota Pak Abdulah dulu, konsepnya jelas: murah dan berkualitas. Sekolah tidak boleh memungut biaya di luar ketentuan pemerintah. Ini prinsip dasar yang harus dijaga," tegasnya.

Lebih lanjut, Ade juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap pendidikan dasar seperti SD dan SMP. Ia mengingatkan bahwa persoalan ini baru menyentuh jenjang dasar, belum sampai ke tingkat SMA yang juga berpotensi menimbulkan persoalan serupa.

"Ini baru SD dan SMP, belum lagi ke jenjang SMA. Jangan sampai ada lagi anak usia tujuh tahun yang tidak bisa bersekolah hanya karena alasan daya tampung," katanya prihatin.

Dari data sementara, sejumlah SD dan SMP negeri di Pekanbaru sudah penuh dan tak bisa lagi menerima peserta didik baru. Sementara itu, sekolah swasta menjadi alternatif, namun tidak semua orang tua mampu menjangkau biaya yang dibebankan.

(kmo/rd)
Bagikan:

Komentar