Kemerdekaan dalam Bingkai Rahmat Allah | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Kemerdekaan dalam Bingkai Rahmat Allah

Senin, 18 Agustus 2025 | 07:57 WIB




Pekanbaru, riauantara.co | Kalau bulan Agustus, kita sering lihat lomba makan kerupuk dan panjat pinang. Seru memang, apalagi kalau kerupuknya goyang-goyang ditiup angin, bikin peserta buka mulut selebar-lebarnya sampai seperti senyum paksa. Belum lagi panjat pinang, ramai-ramai naik tapi jatuhnya juga ramai-ramai. Lucu sih, tapi seharusnya kita juga bisa berfikir lebih mendalam: jangan sampai bangsa ini terus-menerus “panjat pinang” hutang luar negeri atau “mengunyah kerupuk” pajak yang makin tipis menggerogoti rakyat.


Atas berkah rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, bangsa ini berdiri dan merasakan nikmat kemerdekaan. Namun kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, melainkan harus dimaknai lebih dalam. Ada setidaknya tiga makna singkat yang harus kita renungkan:


1. Kemerdekaan Iman dan Taqwa

Merdeka berarti bebas dari belenggu syirik, maksiat, dan kesesatan. Tanpa iman, bangsa sebesar apapun akan kehilangan arah dan jati diri.


2. Kemerdekaan dari Ketergantungan dan Hutang

Ironisnya, di usia puluhan tahun kemerdekaan, bangsa kita masih dikepung hutang yang tinggi dan pajak di mana-mana. Hutang membuat bangsa tidak berdaulat, dan pajak yang menjerat rakyat kecil hanya memperlebar jurang ketidakadilan.


3. Kemerdekaan untuk Menegakkan Keadilan Sosial

Merdeka berarti menghadirkan keadilan yang nyata: akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang merata. Bukan sekadar jargon dalam undang-undang, tetapi harus terasa di kehidupan sehari-hari rakyat.



Dua Jalan Masa Depan


Allah sudah menegaskan dalam Al-Qur’an:


> وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)


Dan Rasulullah ﷺ bersabda:


> إِنَّ صِدْقَ الْحَدِيْثِ وَأَدَاءَ الْأَمَانَةِ يَجْلُبَانِ الرِّزْقَ

“Sesungguhnya kejujuran dalam ucapan dan menunaikan amanah akan mendatangkan rezeki.” (HR. Ahmad)


Saya optimis, jika rakyat dan pejabat mau terus berbenah dan memperbaiki diri dengan kembali kepada nilai iman, amanah, dan keadilan, maka cita-cita luhur bangsa akan tercapai. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bukan lagi khayalan, melainkan kenyataan.


Namun sebaliknya, jika bangsa ini terus terjebak hutang, korupsi, pajak menindas, dan hilangnya amanah, maka kemerdekaan hanyalah ilusi. Yang merdeka hanyalah segelintir elit, sementara rakyat kecil tetap terjajah di tanahnya sendiri.


Maka, kemerdekaan sejati adalah pilihan. Kita ingin menjadikannya kenyataan yang diberkahi Allah, atau sekadar slogan yang hampa makna?


Dan sesungguhnya, masa depan ekonomi bangsa bisa bangkit melalui ekonomi syariah: bebas riba, penuh keadilan, berbasis tolong-menolong, dan membawa berkah. Allah berfirman:


> يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al-Baqarah: 276)


Jika jalan ini ditempuh, insyaAllah bangsa akan meraih kemerdekaan ekonomi sejati, hidup berkah tanpa riba, dan menjadi mercusuar peradaban dunia.


Pekanbaru, 18 Agustus 2025

Abdul Haque Albantanie

Bagikan:

Komentar