BANGKITLAH NEGERIKU | riauantara.co
|
Menu Close Menu

BANGKITLAH NEGERIKU

Selasa, 09 September 2025 | 09:11 WIB

 


Oleh: DR. Abdul Haque Albantani


Pekanbaru, riauantara.co

Wahai bangsaku…

Kita hidup di negeri yang Allah karuniakan begitu indah. Tanahnya subur, lautnya luas, gunung dan hutannya menyimpan kekayaan. Segalanya ada, dari emas di perut bumi hingga mutiara di dasar laut. Tetapi mengapa… negeri yang kaya raya ini justru masih terlilit hutang yang menggunung?


Data terbaru mencatat, hingga pertengahan 2025, utang pemerintah mencapai Rp8.359,85 triliun. Sebuah angka fantastis yang membuat setiap jiwa rakyat ikut menanggung beban—bahkan anak cucu kita yang belum lahir pun sudah tercatat memiliki hutang.


Tidakkah kita sadar? Tidakkah hati kita tergugah?


Rasulullah ﷺ telah memperingatkan dalam sabdanya:


> "Jiwa seorang mukmin masih tergantung dengan hutangnya sampai hutangnya dilunasi."

(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)




Hutang itu berat, bahkan bisa menjadi penghalang seorang mukmin masuk ke dalam kenikmatan akhirat. Jika untuk pribadi saja demikian berat, apalagi jika sebuah bangsa yang besar hidup bergantung pada hutang!


Wahai saudaraku,

Sudah saatnya kita bangkit. Rasulullah ﷺ bersabda:


> "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah."

(HR. Bukhari dan Muslim)




Lebih mulia memberi daripada meminta, lebih mulia berdiri tegak di atas kemandirian daripada hidup bergantung pada belas kasihan. Inilah saatnya bangsa ini berdiri gagah dengan potensi sendiri.


Bangkit dengan iman, agar langkah kita diberkahi.

Bangkit dengan ilmu, agar tidak tertipu lagi.

Bangkit dengan kerja keras, agar hasil bumi dikelola oleh anak negeri sendiri.

Bangkit dengan persatuan, agar tidak mudah dipecah belah oleh kepentingan asing.


Ingatlah… peradaban Islam dahulu berjaya karena umatnya menguasai perdagangan, menguasai pasar dunia, dan tidak bergantung pada hutang. Jika umat Islam kembali menguasai perekonomian, maka martabat bangsa ini akan terangkat.


Maka, wahai bangsaku…

Jangan biarkan negeri kaya ini terus miskin karena hutang. Jangan biarkan generasi mendatang tumbuh dengan beban yang bukan kesalahannya.


Saatnya kita katakan dengan lantang:

Bangkitlah negeriku!

Bangkitlah dengan iman, bangkitlah dengan ilmu, bangkitlah dengan persatuan.


Karena bangsa yang bangkit bukanlah bangsa tanpa masalah, tetapi bangsa yang berani menatap masa depan dengan keyakinan dan perjuangan.

Bagikan:

Komentar