Anak Tersengat Listrik, Orang Tua Mengadu ke Dewan Kota Pekanbaru "Perusahaan Lepas Tanggung Jawab" | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Anak Tersengat Listrik, Orang Tua Mengadu ke Dewan Kota Pekanbaru "Perusahaan Lepas Tanggung Jawab"

Senin, 10 November 2025 | 18:00 WIB

 


Pekanbaru, riauantara.co  – Muhammad Fathier Risky (20), seorang teknisi jaringan internet di Pekanbaru, kini terbaring lemah di RS Prima Pekanbaru. Hampir seluruh tubuhnya dibalut perban akibat luka bakar serius setelah tersengat listrik saat bekerja di kawasan Jalan Siak II, pada Selasa (28/10/2025) sore.


Remaja asal Pekanbaru ini mengalami luka bakar hingga 46 persen di bagian pinggang, dada, tangan, dan punggung. Sesekali, ia meringis menahan nyeri akibat luka yang belum juga membaik meski sudah dua pekan menjalani perawatan intensif.


Peristiwa nahas itu terjadi ketika Fathier bersama rekannya tengah menarik kabel jaringan internet milik perusahaan tempatnya bekerja, PT In Neo, yang diketahui sebagai vendor dari My Republic.
Saat memasang kabel, tangan kanannya tanpa sengaja menyentuh kabel listrik milik PLN yang melintang rendah di lokasi kerja. Seketika tubuh Fathier tersengat listrik dan terlempar ke bawah. Dalam kondisi kritis, ia segera dilarikan ke RS Prima oleh rekan-rekannya.

Ibu korban, Ruri Ria Sari, mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, PT In Neo sempat berjanji menanggung seluruh biaya pengobatan anaknya. Namun, belakangan pihak perusahaan sulit dihubungi dan tidak lagi memberikan bantuan.


“Sekarang hanya diberi obat pereda nyeri. Obat lain yang disarankan dokter tidak bisa diberikan karena tunggakan biaya rumah sakit sudah mencapai Rp23,5 juta,” tutur Ruri lirih.
Yang lebih memprihatinkan, BPJS Ketenagakerjaan Fathier tidak aktif, meski setiap bulan gajinya dipotong Rp100 ribu untuk iuran.

“Jumat ini anak saya dijadwalkan operasi lagi, tapi kami bingung harus cari dana dari mana. Kami orang sederhana, suami saya hanya buruh bangunan,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.


Pihak My Republic Pekanbaru mengaku belum mengetahui secara rinci insiden tersebut. Namun, perwakilan teknik My Republic di Jakarta, Angga Wijaya, menyebut pihaknya sudah menindaklanjuti kasus ini dengan vendor terkait dan telah mengajukan komplain ke PLN.

Menurut Angga, kabel listrik di lokasi kejadian terlalu rendah  hanya sekitar 7 meter dari tanah, padahal seharusnya 12 meter.

“My Republic sudah berkoordinasi dengan vendor. Namun, tanggung jawab ketenagakerjaan dan keselamatan kerja sepenuhnya ada pada pihak vendor, sesuai perjanjian kerja sama,” tegasnya.


Kasus yang menimpa Fathier kini menjadi perhatian serius DPRD Kota Pekanbaru. Sekretaris Komisi IV DPRD Pekanbaru, Roni Amriel SH MH, menegaskan pihaknya akan mengawal kasus ini hingga korban mendapatkan haknya secara penuh.


“Kami akan mendatangi korban di rumah sakit dan memanggil pihak perusahaan terkait. My Republic tetap memiliki tanggung jawab moral dan hukum, meski menggunakan pihak ketiga sebagai vendor,” ujar Roni.


Ia menambahkan, mempekerjakan pekerja lapangan tanpa jaminan keselamatan dan BPJS merupakan pelanggaran hukum serius.
“Apalagi pekerjaan di lapangan seperti teknisi internet memiliki risiko tinggi. Ini bentuk kelalaian perusahaan dan kami akan memastikan ada pertanggungjawaban yang jelas,” tegas politisi senior Partai Golkar tersebut.**(MD/Red)


Bagikan:

Komentar