Stimulasi Bahasa Bagi Anak Usia Dini Sejak Kandungan | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Stimulasi Bahasa Bagi Anak Usia Dini Sejak Kandungan

Minggu, 03 November 2019 | 10:27 WIB
RIAUANTARA.CO |INHIL, - Pendidikan pada usia ini sangat penting diberikan kepada anak agar mampu mengoptimalkan aspek perkembangannya dengan baik  sebagai aset yang penting untuk kemajuan negara, pendidikan haruslah diajarkan sejak dari alam kandungan Jika dulu pendidikan hanya dikenalkan dari lingkungan orangtua, kini sudah banyak sekolah khusus untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir hingga usia enam tahun.

Salah satu aspek perkembangan yang penting untuk dioptimalkan pada anak adalah aspek perkembangan bahasa karena bahasa merupakan faktor awal yang menentukan anak untuk dapat berkomunikasi kepada lingkungannya. Para peneliti percaya bahwa perkembangan bahasa anak dimulai sejak anak masih di dalam kandungan. Ketika dalam kandungan, anak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi suara dan irama percakapan dari sang ibu.  Para ulama sepakat bila ibu mengandung sangat baik mendengarkan dengan lantunan ayat Al-Quran dan lantunan shalawat kepada nabi Muhammad SAW agar anak mendapatkan asupan agama dan stimulasi bahasa yang baik meskipun kemampuan verbal anak belum berkembang.

Ketika anak lahir perkembangan kemampuan ekspresi verbal yang pertama kali dapat dilakukan oleh anak adalah menangis, melalui tangisan anak mulai berekspresikan kehendaknya atas apa yang dirasakan disekitarnya untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya misalnya seorang anak akan menangis ketika mereka merasa lapar, haus atau merasa tidak nyaman. Kemudian, kemampuan ini akan mulai berkembang.Ketika anak sudah lahir, anak seharusnya diajarkan interaksi dan komunikasi yang dibarengi dengan ekspresi bahasa tubuh.

Strategi ini adalah stimulasi perkembangan bahasa non-verbal sehingga anak dapat mengerti arti di baliknya dan meniru berbagai mimik dan ekspresi. Fase ini juga sangat penting karena jika seorang anak kehilangan masa-masa di fase ini, maka anak bisa terkena gangguan psikologis seperti autisme. 

Selanjutnya, jika anak sudah menginjak usia 1 tahun dan mengenal kata, orang tua harus mulai membantu untuk mengenalkan lebih banyak kosakata. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku bergambar dan berwarna. Strategi selanjutnya adalah dengan mengajarkan anak untuk bernyanyi. Nyanyikan beberapa lagu anak yang mendidik diiringi dengan ekspresi dan gerakan yang sesuai.

Menurut Vygotsky anak belajar bahasa berasal dari orang dewasa kemudian diinternalisasikan sebagai alat berfikir dan alat kontrol. Perkembangan bahasa juga dinyatakan akan berkembang sesuai atau sejalan dengan perkembangan biologisnya sehingga apabila perkembangan biologisnya belum pada tahap tertentu, kemampuan bahasa juga tidak bisa dipaksakan. Perkembangan bahasa pada anak terjadi dari aktivitas mendengar, melihat, dan meniru orang dewasa disekitar mereka.

Bilamana orangtua tidak memperhatikan aspek perkembangan bahasa anak sejak dini dikhawatirkan perkembangan bahasa anak akan terlamabat untuk dioptimalkan sehingga dengan kemajuan ilmu teknologi saat ini orang tua lebih banyak membirakan anaknya bermain dengan gadget atau androidnya untuk bermain game maupun menonton video-video yang berkemungkinan merusak aspek perkembangan anak, tontonan semakin banyak tuntunan semakin berkurang, akhirnya tontonan yang kurang baik dan tidak mendidik berkembang menjadi tuntunan, anak yang fitrahnya suci dan baik menjadi rusak.**

Oleh Indra Bangsawan M.Pd. 
Dosen Prodi PIAUD STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Bagikan:

Komentar