Wartawan Jangan Malu Kutip Medsos dan Rilis | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Wartawan Jangan Malu Kutip Medsos dan Rilis

Kamis, 04 November 2021 | 15:25 WIB


Rokan Hilir, riauantara.co | Wartawan jangan malu mengutip medsos dan rilis. Kondisi ini dihubungkan dengan kendala wartawan dan trend publikasi sekarang sehingga wartawan harus mengambil sikap agar tidak terlindas.

Penekanan itu disampaikan Ketua PWI Rokan Hilir, Noprio Sandi, ST, M.I.Kom Kamis (4/11/21) saat menjadi narasumber dalam diskusi Internal PWI Rohil lewat zoom meeting dengan Topik Pers dari Zaman ke Zaman, dengan menghadirkan Kasubag Humas Polres Rohil, AKP Juliandi, SH, Sekretaris PWI Rohil, Zulfadli dan Moderator, Amrial.

Kendala wartawan saat ini menurut Noprio Sandi, sulit menjangkau wilayah yang luas dan jaringan akses informasi terbatas. Kendala ini dirasakan oleh hampir rata-rata wartawan diperbagai wilayah dan pos liputan.

Oleh sebab itu, wartawan butuh mitra, diantaranya  humas berbagai instansi dan masyarakat pemberi informasi.  Mitra ini berada pada berbagai level dan tingkat keperluan informasi.

Disamping itu menurut Noprio Sandi, butuh sumber lain, medsos dan rilis. Banyak informasi disajikan lewat medsos saat ini dengan kecepatan melebihi kecepatan media siber menaikkan berita, begitu juga rilis, yang sudah dilengkapi 5 W 1 H dan foto bahkan video.

Medsos yang mudah dikutip diantaranya, WA Group, Facebook, Youtube dan lain sebagainya. Rata-rata sejumlah instansi atau kelompok masyarakat memiliki medsos dimaksud.

Sedangkan trend publikasi sekarang menurut Noprio Sandi, rata-rata sejumlah instansi hanya melibatkan tenaga internal untuk tenaga dan wartawan dan media mulai ditinggalkan. “Sejumlah instansi mengandalkan medsos untuk publikasi, bahkan langsung lifestreaming,” bebernya.

Mengapa demikian? Karena berhadapan dengan oknum wartawan sulit, dalam arti untuk oknum wartawan tertentu, dan sejumlah instansi ingin melakukan penghematan biaya serta skill humas terkadang melebihi wartawan. “Sejumlah humas rutin melakukan pelatihan, sedangkan wartawan, kurang dan hanya bisa dihitung dengan jari upaya untuk meningkatkan kualitas SDM,” tambahnya lagi.

Lalu bagaimana wartawan menyikapi?. Noprio Sandi menarik kesimpulan, wartawan jangan malu kutip medsos dan rilis dan juga jangan malu mengakui sumber berita dari medos dan rilis tersebut. “Jadi dalam berita harus dicantum sumber, misalnya menurut facebook humas A dan begitu juga rilis, kode rilis dibuat dan lain sebagainya,” tutup Magister Komunikasi ini dan juga Dosen Luar Biasa di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ar Ridha Bagansiapiapi.

Sementara itu, Zulfadli, Sekretaris PWI Rohil menyampaikan selayang pandang tentang PWI Rokan Hilir, kalau dari sejumlah anggota PWI Rohil, mayoritas sudah lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

Kemudian dari pada itu, Juliandi, Kasubag Humas Polres Rohil menyatakan, pihaknya memang inten mengirim rilis untuk wartawan, namun tidak semua rilis bisa dikirim, jika untuk peristiwa yang sedang dalam proses penyelidikan, dimana  pelaku belum tertangkap serta berbagai pertimbangan lain.

Sedangkan untuk aspirasi anggota PWI agar disamping rilis dalam bentuk berita, agar irilis juga rilis dalam bentuk lapsik, hal ini akan dipertimbangkan, dan akan diusahakan.

Dimana, Zulfan Effendi, Wakil Bidang Pembelaan Wartawan PWI Rohil meminta agar disamping rilis, agar dikirim lapsiknya, karena setiap wartawan memiliki gaya tulisan yang berbeda.
 (rls)
Bagikan:

Komentar