Gubernur Riau Syamsuar Optimis Limbah Cangkang Sawit Bisa Jadi Potensi Baru | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Gubernur Riau Syamsuar Optimis Limbah Cangkang Sawit Bisa Jadi Potensi Baru

Kamis, 25 Mei 2023 | 15:11 WIB




RIAUANTARA CO | Pekanbaru - Gubernur Riau, Syamsuar optimis limbah cangkang kelapa sawit bisa menjadi sumber daya baru. Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan delegasi Humanity and Nature, perusahaan logistik dari Jepang yang juga penyedia tenaga listrik biomassa dari karnel atau cangkang sawit di Kantor Bappedalitbang Provinsi Riau.


"Kami sangat mengapresiasi tawaran kerjasama dari Jepang dan kami berharap bahwa kerjasama ini akan membawa banyak manfaat, tidak hanya untuk Riau, tetapi juga untuk Indonesia secara keseluruhan," kata Gubernur Syamsuar. Humanity and Nature, kata dia, merupakan perusahaan logistik dari Jepang yang juga penyedia tenaga listrik biomassa dari karnel atau cangkang sawit.


Syamsuar juga menjelaskan bahwa perusahaan tersebut tertarik untuk bekerjasama dengan Provinsi Riau dalam hal pemanfaatan abu limbah karnel atau cangkang kelapa sawit sebagai residu industri, yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk.


Namun, proses untuk memanfaatkan abu ini memerlukan prosedur yang panjang untuk mendapatkan izin kerjasama di Indonesia, terutama mengingat Indonesia tidak mengizinkan ekspor limbah apa pun.


"Jadi abu ini belum diolah, sehingga kita tidak bisa langsung mengiyakan, ini harus izin dulu dengan Kementerian LHK, Kementerian Perkebunan, dan Kementerian Pertanian," jelas Syamsuar.


Sebagai negara yang memanfaatkan kernel untuk pembangkit tenaga listrik, Jepang membutuhkan Indonesia untuk menampung atau mengolah limbah abu yang dihasilkan. Oleh karena itu, perusahaan Humanity and Nature berkunjung ke Riau untuk berdiskusi lebih lanjut dengan Gubernur Syamsuar tentang potensi kerjasama ini.


Dalam diskusi tersebut, Syamsuar meminta perusahaan Humanity and Nature Jepang untuk menunjukkan manfaat abu cangkang kelapa sawit (setelah dilakukan penelitian), atau setidaknya ada produk yang dibawa ke Indonesia sehingga yang datang bukan berbentuk limbah dan proses izin kerjasama dari negara Indonesia juga lebih mudah.


"Alangkah baiknya ditunjukkan kepada kita tentang penelitiannya yang menunjukkan manfaat abu tersebut, atau dalam bentuk produk. Sehingga yang dikirim ke Indonesia bukan limbah lagi, karena Indonesia melarang ekspor limbah apa pun," terang Syamsuar.  **Irul

Bagikan:

Komentar