Harga Sembako di Riau Jelang Ramadan 2025 Masih Stabil, Permintaan Meningkat | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Harga Sembako di Riau Jelang Ramadan 2025 Masih Stabil, Permintaan Meningkat

Rabu, 26 Februari 2025 | 16:47 WIB
Menjelang bulan suci Ramadan 2025, harga sembilan bahan pokok (sembako) di Provinsi Riau terpantau masih stabil. (Foto ilustrasi).
Pekanbaru, riauantara.co | Menjelang bulan suci Ramadan 2025, harga sembilan bahan pokok (sembako) di Provinsi Riau terpantau masih stabil. Namun, permintaan sejumlah komoditas seperti bawang merah, beras, dan minyak goreng mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Menengah Kecil (Disperindagkop dan UKM) Provinsi Riau, Tetty Nurdianti, menyampaikan bahwa tren kenaikan permintaan menjelang Ramadan sudah menjadi pola tahunan.

"Seperti biasanya, kebutuhan masyarakat untuk konsumsi lebih tinggi menjelang puasa. Makanya permintaan meningkat. Jadi memang ada gejolak harga, tapi Alhamdulillah masih bisa dikendalikan," ujar Tetty, Rabu (26/2/2025).

Meskipun saat ini harga masih stabil, Tetty mengingatkan bahwa kenaikan harga bisa saja terjadi mendekati Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), seperti Idulfitri.

Daerah-daerah terluar di Riau, seperti Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, dan Bengkalis, menjadi wilayah yang paling terdampak lonjakan harga karena faktor geografis.

"Di Riau, 70 persen kebutuhan bahan pokok masih bergantung pada pasokan dari provinsi penghasil seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan Pulau Jawa. Letak geografis yang jauh dari kota besar membuat beberapa daerah mengalami kenaikan harga lebih tinggi," jelasnya.

Untuk mengantisipasi keterbatasan pasokan, Disperindag Riau telah melakukan kerja sama antar daerah sejak pekan lalu. Upaya ini melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan dari tingkat provinsi dan Kota Pekanbaru untuk menjalin kemitraan dengan provinsi penghasil.

"Kami sudah melakukan kerja sama dengan provinsi penghasil, khususnya Sumatera Barat. Upaya ini difasilitasi oleh Bank Indonesia untuk memastikan pasokan tetap terjaga," tutup Tetty.

(ia/red)
Bagikan:

Komentar