Tekan Angka Putus Sekolah, Gubernur Riau Gratiskan Seragam untuk Siswa Baru | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Tekan Angka Putus Sekolah, Gubernur Riau Gratiskan Seragam untuk Siswa Baru

Kamis, 06 Maret 2025 | 16:49 WIB
Gubernur Riau Abdul Wahid, saat mengunjungi Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamis (6/3/2025).
Pekanbaru, riauantara.co | Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid terus berupaya menekan angka putus sekolah di Provinsi Riau. Salah satu langkah konkret yang segera diterapkan adalah pemberian seragam gratis bagi peserta didik baru.

Kebijakan ini akan mulai diuji coba secara bertahap tahun ini dan diharapkan bisa diterapkan secara penuh pada tahun depan. Gubri menegaskan bahwa biaya seragam tidak akan lagi menjadi beban bagi orang tua siswa.

"Untuk mengurangi beban, kita tidak wajibkan biaya seragam sekolah siswa baru kepada orang tua," ujar Gubri saat mengunjungi Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamis (6/3/2025).

Selain meringankan biaya pendidikan, Gubri juga ingin memastikan akses sekolah lebih merata. Ia menyebut, beberapa sekolah masih sulit dijangkau karena akses jalan yang jauh. Oleh karena itu, pihaknya mempertimbangkan pembangunan sekolah baru di daerah tertentu untuk mempermudah akses bagi siswa.

"Makanya saya butuh gambaran bagaimana daya tampung sekolah. Kadang ada sekolah yang akses jalannya 20 kilometer, terlalu jauh. Ini menghambat mereka yang tidak punya kendaraan. Kalau perlu, kita bangun sekolah lagi," tegasnya.

Dari segi anggaran, Gubri mengatakan bahwa pihaknya akan menyusun formula terbaik agar program ini bisa berjalan efektif. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi anggaran, dengan mengalokasikan dana dari kegiatan yang kurang produktif untuk program seragam gratis ini.

"Harus dihitung benar. Kalau dananya bisa untuk empat stel seragam, kita buat empat. Kalau hanya cukup untuk satu atau dua stel, kita sesuaikan," tambahnya.

Selain program seragam gratis, Gubri juga menggagas Meeting Forum bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Forum ini bertujuan untuk menjembatani lulusan SMK dengan dunia kerja, sehingga mereka lebih siap terjun ke industri sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja.

"Saya ingin anak didik SMK ini siap pakai. Jadi dunia usaha butuhnya apa, SMK kita siapkan," tutupnya.

(kmo/ia)
Bagikan:

Komentar