![]() |
Dr. AHA Abdul Haque Albantanie |
Pekanbaru, riauantara.co | Dalam kehidupan ini, seringkali kita diuji dengan kondisi yang tidak menentu, bahkan seolah mustahil untuk keluar dari kesulitan. Namun Islam mengajarkan kita untuk tidak putus asa, dan terus berikhtiar maksimal disertai tawakal. Salah satu teladan agung dalam hal ini adalah kisah Siti Hajar—istri Nabi Ibrahim AS dan ibu dari Nabi Ismail AS.
Perjalanan Siti Hajar antara bukit Shafa dan Marwa bukan hanya ritual dalam ibadah haji dan umrah, tetapi juga pelajaran spiritual yang mendalam tentang usaha, kesabaran, dan keimanan yang luar biasa.
Allah SWT mengabadikan peristiwa ini dalam Al-Qur'an:
> "Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: 158)
Nabi SAW bersabda:
> “Sesungguhnya Allah menetapkan sa’i antara Shafa dan Marwa melalui Siti Hajar.”
(HR. Bukhari)
Kisah Singkat: Ikhtiar Tanpa Henti
Siti Hajar ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim AS di lembah gersang Makkah dengan hanya sedikit bekal. Saat bekalnya habis, dan Ismail kecil menangis kehausan, beliau tidak tinggal diam. Beliau berlari-lari kecil antara dua bukit, Shafa dan Marwa, sebanyak tujuh kali, mencari sumber air. Meski tidak menemukannya di bukit-bukit tersebut, Allah menghadiahkan air Zamzam—sebuah mukjizat yang mengalir hingga kini.
Poin-Poin Keteladanan dari Siti Hajar
1. Ikhtiar Maksimal Meski Tampak Mustahil
Siti Hajar tidak berpangku tangan meski tahu lembah itu tandus. Ia berusaha dengan sekuat tenaga, bukan sekali dua kali, tetapi tujuh kali. Ini pelajaran tentang pantang menyerah.
2. Tawakal Setelah Usaha
Setelah berikhtiar, Siti Hajar tidak mengeluh kepada Allah, tapi pasrah dalam tawakal. Ia yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang berserah diri.
3. Keyakinan kepada Janji Allah
Siti Hajar yakin bahwa Allah akan menolongnya. Dalam hadis disebutkan, ia berkata:
“Jika ini perintah Allah, maka Dia tidak akan menelantarkan kami.”
(HR. Bukhari)
4. Kesabaran dalam Ujian
Beliau menghadapi ujian dengan sabar yang aktif—sabar bukan berarti diam, tapi sabar sambil bergerak dan mencari solusi.
5. Peran Perempuan dalam Sejarah Iman
Kisah ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran besar dalam sejarah keimanan. Usaha seorang ibu melahirkan syariat yang diikuti seluruh umat Islam sampai akhir zaman.
Dari kisah Siti Hajar kita belajar bahwa usaha keras dan keyakinan kepada Allah akan selalu membuahkan hasil, bahkan bisa menjadi sumber keberkahan bagi generasi setelahnya. Mari kita meneladani semangat Siti Hajar dalam kehidupan kita: bekerja keras, berdoa sungguh-sungguh, dan selalu yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongan pada waktunya.
Komentar