LAMR Rohil Serukan Persatuan, ''Jangan Jadikan Politik Sebagai Ajang Perpecahan'' | riauantara.co
|
Menu Close Menu

LAMR Rohil Serukan Persatuan, ''Jangan Jadikan Politik Sebagai Ajang Perpecahan''

Kamis, 31 Juli 2025 | 19:50 WIB
Ketua DPH Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Rokan Hilir, Datuk Juprizan.
Rokan Hilir, riauantara.co | Pasca pelantikan Bupati H. Bistamam dan Wakil Bupati Jonny Charles, situasi politik di Kabupaten Rokan Hilir mulai memanas. Namun di tengah geliat dinamika tersebut, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Rohil tampil sebagai penyejuk, menyerukan persatuan dan kesejukan demi terjaganya marwah negeri.

Sebagai lembaga adat tertua dan dihormati, LAMR mengambil peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial dan nilai-nilai luhur budaya Melayu.

Ketua DPH LAMR Rohil, Datuk Juprizan, menegaskan bahwa masyarakat khususnya generasi muda, kalangan mahasiswa, hingga organisasi kemasyarakatan harus menjauhi narasi provokatif yang berpotensi menghambat kinerja pemerintahan baru.

"Biarkan Bupati dan Wakil Bupati bekerja sesuai janji-janji pembangunan mereka. Jangan rusak suasana dengan kegaduhan politik yang tidak produktif," tegasnya, Rabu (31/7).

LAMR Rohil juga menaruh perhatian terhadap penyebaran informasi yang tidak jelas sumber dan keabsahannya. Datuk Juprizan menekankan bahwa kritik memang merupakan bagian dari demokrasi, tetapi harus disampaikan secara santun, sesuai etika, dan melalui jalur yang sah.

"Kami tidak anti kritik atau proses hukum. Tapi sampaikanlah dengan bukti yang jelas dan lewat jalur resmi. Jangan membentuk opini liar yang justru merusak kepercayaan publik dan menyulut keresahan," ujar Datuk Juprizan.

Sikap bijak LAMR Rohil ini selaras dengan pernyataan Kepala Badan Kesbangpol Rokan Hilir, Indra Gunawan, yang sebelumnya mengajak seluruh pihak menjaga stabilitas daerah demi kelangsungan pembangunan yang efektif.

Bagi LAMR, stabilitas bukan semata-mata soal politik, tetapi fondasi penting bagi keberlangsungan budaya dan jati diri masyarakat Melayu.

"Nilai-nilai budaya tak akan tumbuh dalam suasana yang gaduh. Kita perlu kedamaian agar kearifan lokal bisa terus hidup dan diwariskan ke generasi selanjutnya," tutur Datuk Juprizan.

LAMR Rohil juga menyerukan agar tensi sosial yang memicu saling serang di media sosial maupun media massa segera dihentikan. Seruan ini adalah bentuk cinta dan kepedulian terhadap citra serta kehormatan kampung halaman.

"Kita ini satu kampung, bukan musuh. Jangan saling menjatuhkan. Mari bangun bersama, bukan saling melemahkan," katanya lugas.

LAMR bahkan membuka diri sebagai ruang netral dan terbuka bagi siapa pun yang ingin menyampaikan aspirasi atau menyelesaikan perbedaan secara baik-baik.

"Kalau ada masalah, mari kita duduk bersama. Jangan media dijadikan medan perang. LAMR siap jadi jembatan damai untuk menemukan solusi," tambahnya.

Di tengah pusaran perbedaan pandangan politik, LAMR mengingatkan bahwa kekuatan sejati Rokan Hilir bukan hanya terletak pada sejarah panjangnya, tetapi juga pada kemauan kolektif masyarakat untuk bersatu dalam bingkai adat dan budaya.

Seruan LAMR Rohil ini menjadi pengingat penting: bahwa membangun daerah butuh ketenangan, bahwa menyampaikan kritik perlu dengan cara yang bijak, dan bahwa budaya adalah jangkar yang akan menjaga kapal besar bernama Rokan Hilir tetap stabil di tengah gelombang zaman.

(rh/kom)
Bagikan:

Komentar