200 Personel Gabungan Amankan TNTN Pasca Kericuhan | riauantara.co
|
Menu Close Menu

200 Personel Gabungan Amankan TNTN Pasca Kericuhan

Kamis, 27 November 2025 | 12:59 WIB
Keamanan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) semakin diperkuat.
Pekanbaru, riauantara.co | Upaya pemulihan keamanan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) semakin diperkuat setelah aksi perusakan plang dan pengusiran prajurit TNI di salah satu pos pengamanan. Sebanyak 200 personel gabungan kini dikerahkan untuk memastikan situasi kembali stabil di wilayah yang kerap menjadi perhatian karena rawan konflik dan aktivitas ilegal.

Penguatan pengamanan ini melibatkan 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) TNI AD, 1 Satuan Setingkat Peleton (SST) Brimob Polda Riau, serta personel dari Dinas Kehutanan dan Gakkum Kehutanan.

"Sekarang total ada 200 personel gabungan dari TNI, Polri, dan Gakkum Kehutanan," ujar Kapendam XIX Tuanku Tambusai, Letkol MF Rangkuti, Kamis (27/11/2025).

Rangkuti menegaskan bahwa kehadiran TNI merupakan keputusan negara untuk menjaga rasa aman dan ketertiban, bukan untuk memicu ketegangan baru.

Ia mengakui bahwa sebelumnya sempat terjadi gejolak usai demonstrasi, ketika sekelompok massa mendatangi lokasi dan mengusir petugas Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) dari pos mereka.

"Beberapa hari lalu ada demo, kemudian mereka ke lokasi TNTN dan mengusir petugas satgas di pos. Kejadian ini punya dampak besar," jelasnya.

Demi menghindari benturan langsung, Satgas memilih langkah taktis dengan mengalah dan mundur sementara ke lokasi yang lebih netral. Meski demikian, pos yang sempat ditinggalkan itu kini telah kembali ditempati. Bahkan, kekuatan personel ditingkatkan untuk memastikan keamanan kawasan hutan tetap terjaga.

Penebalan personel oleh Kodam XIX/TT ini disebut sebagai bentuk tanggung jawab TNI dalam menjaga ketertiban di wilayah rawan, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. 

"Kami hadir bukan untuk bertindak anarkis, tapi melindungi masyarakat di kawasan TNTN," tegas Rangkuti.

Ia juga menyoroti adanya pihak eksternal yang dinilai menjadi pemicu kericuhan. Rangkuti menyebut, kegaduhan yang terjadi bukan berasal dari masyarakat yang tinggal dalam kawasan TNTN, melainkan dari pihak luar yang mencoba memanfaatkan situasi.

"Yang membuat gaduh bukan warga yang tinggal di dalam TNTN, tapi dari luar yang membawa kepentingannya sendiri," ungkapnya.

(kom/rd)
Bagikan:

Komentar