 |
| Kepala BPBD Damkar Riau, M. Edy Afrizal, mengungkapkan bahwa intensitas hujan di Provinsi Riau diperkirakan terus meningkat hingga Januari 2026. |
Pekanbaru, riauantara.co | Memasuki puncak musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Provinsi Riau telah melakukan pemetaan menyeluruh terhadap wilayah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di 12 kabupaten/kota se-Riau. Langkah ini menjadi bagian dari strategi antisipasi Pemprov Riau dalam menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
Kepala BPBD Damkar Riau, M. Edy Afrizal, mengungkapkan bahwa intensitas hujan di Provinsi Riau diperkirakan terus meningkat hingga Januari 2026.
"Riau resmi memasuki musim hujan dan diprediksi berlangsung hingga awal tahun depan. Karena itu, pemetaan daerah rawan bencana menjadi kunci untuk meminimalkan risiko," ujar Edy, Selasa.
Sebagai tindak lanjut, Pemprov Riau telah mengeluarkan surat edaran resmi kepada seluruh bupati dan wali kota terkait langkah antisipasi bencana hidrometeorologi. Informasi rinci mengenai wilayah berpotensi banjir dan longsor juga telah disampaikan kepada masing-masing daerah.
"Dengan data tersebut, pemerintah kabupaten/kota bisa bergerak cepat melakukan kesiapsiagaan dan mitigasi, sehingga dampak bencana dapat ditekan semaksimal mungkin," jelasnya.
Dari hasil pemantauan, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menjadi daerah pertama yang menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Sementara itu, dua daerah lain yaitu Indragiri Hilir (Inhil) dan Kampar disebut sudah mulai membahas kemungkinan penetapan status serupa.
"Rohul sudah menetapkan status siaga darurat. Inhil dan Kampar dalam tahap pembahasan. Sementara itu, SK siaga darurat untuk Provinsi Riau masih dalam proses harmonisasi," tambah Edy.
BPBD Damkar Riau memastikan terus memantau perkembangan cuaca dan siap melakukan koordinasi lintas daerah demi memastikan setiap wilayah memiliki langkah antisipasi yang jelas dan terukur.
Komentar