Tak Mempan Disantet, Rifna Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suaminya | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Tak Mempan Disantet, Rifna Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suaminya

Sabtu, 18 Mei 2019 | 12:01 WIB

RIAUANTARA.CO | BENGKALIS - Penyidikan kasus istri bunuh suami di Jalan Pelita, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Bengkalis, terus mengungkap fakta baru. Sebelum kejadian pada 12 Mei 2019 dini hari itu, Rifna juga berusaha menyantet suaminya, Salman.

Hanya saja korban yang sehari-hari bekerja di perusahaan swasta itu tidak mempan disantet. Hal ini membuat Rifna gelisah dan meminta pelaku Honas yang juga berprofesi sebagai dukun melakukan pembunuhan secara langsung.

Menurut Kapolres Bengkalis Ajun Komisaris Besar Yusup Rahmanto SIK, Rifna mengenal Honas setelah dipertemukan pria inisial An. Nama ini disebut penyidik sebagai kekasih gelap Rifna.

Ketika menemui Honas, Rifna ditemani orang dekatnya, Avwita. Honas sempat protes kenapa Rifna membawa orang lain tapi berhasil diyakinkan bahwa Avwita juga membenci Salman karena sering kasar.

"Saat itu diberi Honas perasan jeruk purut, lalu diminta diberi ke korban agar terkena efek santet, pertemuan ini sebelum Ramadan," kata Yusup, Jum'at (17/5/2019).

Perasan jeruk purut itu tak berefek setelah beberapa hari. Rifna lalu datang lagi menemui Honas dan meminta segera menghabisi nyawa suaminya. Awalnya, Honas keberatan tapi terbujuk Rayuan Rifna.

Rencana ini sempat berhenti beberapa saat, tapi timbul lagi setelah Rifna dikasari korban lagi. Beberapa hari memasuki Ramadan, Rifna kembali menghubungi Honas untuk mengutarakan rencana yang tertunda.

"Maka diminta uang Rp 30 juta, tapi Rifna hanya sanggup Rp 10 juta. Pembayaran dicicil Rp 3 juta dulu dan dibayar setelah pekerjaan Honas selesai," sebut Yusup.

Tanggal 12 Mei disepakatilah rencana akan dijalankan. Jelang malam, Honas sudah berada di sekitaran rumah Rifna dan Honas. Di dalam rumah juga ada Avwita untuk menjaga anak perempuan korban dan pelaku.

Dini hari 13 Mei 2019, Honas diminta masuk rumah karena Salman sudah tidur. Pelaku lalu masuk ke kamar, lalu menindih korban serta memukul wajahnya memakai batu gilingan.

Wajah korban juga ditutup bantal supaya tak bernafas. Karena masih merontah, Honas menusuk perut korban memakai pisau dapur yang disediakan Avwita dan memukul wajahnya memakai batu yang disediakan Rifna.

"Semua kejadian ini disaksikan Rifna dibalik tirai kamar, mengintip gitu. Avwita juga mendengar karena ada di rumah," terang Yusup.

Ketika Honas berada di kamar mandi untuk membersihkan bercak darah, Rifna datang dan menyebut suaminya masih hidup. Korban yang meronta lalu dipukul Honas pakai batu penggiling cabe hingga akhirnya meninggal dunia.

"Saat kejadian, anak perempuan korban ada di rumah. Diduga mendengar kejadian itu, lalu dipeluk Avwita untuk menenangkannya," sebut Yusup.

Usai kejadian, Rifna melaporkan kejadian ini ke tetangganya. Dia bersandiwara seolah terjadi perampokan disertai pembunuhan terhadap suaminya. Hal ini lalu dilaporkan ke Polsek Mandau.

"Kejanggalan terungkapkan setelah penyidik dua kali melakukan olah tempat kejadian perkara," kata Yusup.

Ketiganya, Rifna, Honas dan Avwita sudah ditangkap dan ditahan di Polsek Mandau. Atas perbuatan istri membunuh suami dengan membayar orang ini, Rifna terancam hukuman mati, begitu juga dua pelaku lainnya.***/suk
Bagikan:

Komentar