AS-Iran Bersitegang Menyebabkan Harga Minyak Mentah Dunia | riauantara.co
|
Menu Close Menu

AS-Iran Bersitegang Menyebabkan Harga Minyak Mentah Dunia

Sabtu, 22 Juni 2019 | 14:28 WIB

RIAUANTARA.CO | NEWYORK - Harga minyak mentah dunia naik pada akhir perdagangan Jumat waktu New York atau Sabtu pagi WIB. Hal ini dipicu meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran serta potensi gangguan pasokan energi terus mengguncang pasar.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 0,36 dolar AS menjadi menetap pada 57,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik 0,75 dolar AS menjadi ditutup pada 65,20 dolar AS per barel pada London ICE Futures Exchange.

Presiden AS Donald Trump pada Jumat (21/6/2019), seperti dilansir dari Antara mengkonfirmasi bahwa ia mengizinkan serangan militer terhadap Iran sebagai pembalasan karena menembak jatuh pesawat tanpa awak atau drone militer AS, tetapi membatalkan operasi 10 menit sebelum mereka implementasikan.

Pada Kamis (19/6), Korps Pengawal Revolusi Islam Iran mengumumkan bahwa angkatan udaranya menjatuhkan "pesawat mata-mata Global Hawk AS RQ-4" ketika memasuki wilayah udara Iran di dekat wilayah Gunung Mobarak di pantai selatan provinsi Hormozgan.

"Iran membuat kesalahan yang sangat buruk," kata Trump kepada wartawan, menambahkan bahwa penembakan drone adalah "masalah baru" bahwa Amerika Serikat tidak akan mentolerir.

Insiden ini semakin memicu ketegangan yang sedang berlangsung antara Washington dan Teheran, yang telah meningkat sejak Washington memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan melanjutkan sanksi "maksimum" terhadap Teheran.

"Peningkatan ketegangan yang mengakibatkan gangguan minyak kemungkinan akan menyebabkan harga minyak melonjak," kata analis di bank investasi UBS dalam sebuah catatan.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari prospek pemangkasan pasokan berkepanjangan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, menurut para ahli.

OPEC dan sekutunya diperkirakan akan bertemu pada 1 dan 2 Juli, membahas apakah akan memperpanjang perjanjian pemotongan 1,2 juta barel per hari produksi yang berakhir bulan ini.**
Bagikan:

Komentar