Mantap, PKM-K UMRI Ciptakan Obat Anti Nyamuk Baru | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Mantap, PKM-K UMRI Ciptakan Obat Anti Nyamuk Baru

Sabtu, 13 Juli 2019 | 22:15 WIB
Sir Aides Valak (SAV) 

RIAUANTARA.CO| PEKANBARU - Di zaman yang kian maju, semakin banyak inovasi yang muncul. Salah satunya obat nyamuk elektrik.

Sejak kemunculannya, banyak orang yang beralih ke produk ini dan mulai meninggalkan obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot atau produk obat nyamuk lotion.

Baru-baru ini, tim Program Kreatifitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Muhammadiyah Riau UMRI), berhasil menciptakan produk mat elektrik yang berbahan dasar Daun Simpalak (Bintaro) sebagai insektisida nabati yang ramah dan aman bagi kesehatan serta lingkungan.

"Bahan ini mudah terdegradasi atau terurai. Produk mat elektrik ini mempunyai efek aromaterapi inovatif ini diberi nama SAV (Sir. Aides Valak)," ucap salah seorang anggota PKM-K UMRI, Aulia Rizki Ramadhanti, mewakili empat orang temannya,Aulia Rizki Ramadhanti, Tahrirul Rida’ Nisaa, Siti Zahidah, Netti Gustina dan Arista, Sabtu (13/7/2019).

Dia mengatakan, makna dari nama SAV ini adalah singkatan Pengusir Nyamuk dari Daun Simpalak, yang diharapkan mampu bersaing dengan produk mat elektrik lainnya yang sudah beredar di pasaran.

"Kami yakin bisa bersaing, karena adanya efek aromatherapi yang menenangkan. Selain itu, ekstrak daun simpalak dapat digunakan sebagai insektisida nabati yang mampu membasmi nyamuk, karena daun simpalak mengandung senyawa flavonoid yang mempunyai efek menghambat perkembangan nyamuk. Hal ini lah yang memacu inovasi kami untuk membuat mat elektrik dengan memanfaatkan daun tersebut menjadi bahan dasarnya," terang Aulia.

Selain dapat mengurangi limbah daun simpalak yang banyak di Kota Pekanbaru, juga memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tidak hanya buah saja yang bisa dimanfaatkan sebagai pembasmi hama (tikus) dan serangga, tetapi daun simpalak juga dapat membasmi serangga, seperti nyamuk.

Untuk menghasilkan mat elektrik, tim PKM-K ini mengolah daun simpalak menjadi bubur dan dicampurkan dengan limbah kertas, kemudian ditambahkan ekstrak sereh sebagai sumber aromaterapi. Selanjutnya campuran tersebut dicetak dan dijemur selama ±2 hari, untuk mengurangi kadar airnya. Setelah kering, kemudian dikemas dan dipasarkan.

"Kami berharap usaha SAV (Sir.Aides Valak) ini dapat berkembang sehingga menjadi lapangan pekerjaan, lebih mandiri dan lebih kreatif lagi. Serta dapat diterima oleh masyarakat dan menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk berwirausaha," pungkasnya.(sier)
Bagikan:

Komentar