Baia Mare, Tambang Emas Yang Menjelma Jadi Senjata Pemusnah Massal | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Baia Mare, Tambang Emas Yang Menjelma Jadi Senjata Pemusnah Massal

Sabtu, 15 Januari 2022 | 10:44 WIB


Riauantara.co.| Nun di Eropa sana, terdapatlah sebuah wilayah bernama Maramures.Terletak di perbatasan utara Rumania dengan Ukraina, terdiri dari “tanah” lama Maramures-Chioarul,Lapus, dan Dataran Rendah Baia Mare. Daerah ini kaya akan emas, perak, timah, tembaga dan garam.


Kekayaan alam Maramures menarik perhatian Aurul SA, perusahaan penambangan emas yang sahamnya dimiliki bersama oleh Esmeralda, Exploration Limited, Australia, dan Remin, Rumania.


Karena minatnya yang begitu besar, perusahaan inipun mengajukan segala izin lingkungan yang diperlukan yang disyaratkan oleh hukum Rumania untuk pabriknya di Baia Mare. Selama periode tujuh tahun, Aurul memperoleh semua izin tersebut sebelum mereka memulai operasi pada Mei 1999.


Keberadaan proyek Aurul diharapkan akan memenuhi kebutuhan pemerintah Rumania dan pihak berwenang dan investor Australia. Aurul akan mendapat untung melalui operasi penambangannya dan pihak berwenang setempat akan mendapat manfaat dari pengelolaan Aurul.


Namanya perusahaan besar yang lokasi penambangannya di Eropa pula. Aurul tidak main-main dengan urusan keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan.


Proses dan teknologi yang digunakan di pabrik Baia Mare untuk menghasilkan logam mulia ini benar-benar baru di Rumania. Teknologi yang mereka gunakan adalah teknologi yang paling modern. Paling aman dan efisien di kawasan ini.


Pabrik pengolahan emas milik Baia Mare dirancang untuk memproses 2,5 juta ton tailing per tahun – yang menghasilkan sekitar 1,6 ton emas dan 9 ton perak per tahun. Proyek ini akan berlangsung 10 hingga 12 tahun, meskipun ini dapat meningkat karena kesepakatan bisnis dengan perusahaan Rumania.


Kolam tailing aurul adalah bagian dari operasi retreting tailing emas dari kolam tailing tua Meda. Pada awalnya kolam mengandung 4,43 juta ton material padat yang mengandung emas. Setiap ton material ini bisa menghasilkan 0,60 gram emas.


Bendungan tailing Aurul dirancang oleh Knight-Piésold. Sebuah perusahaan konsultan global terkemuka yang didirikan di Afrika Selatan pada tahun 1921 yang saat ini telah memperluas jangkauannya secara global dengan lebih dari 750 profesional yang bekerja di kantor-kantor mereka di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Afrika, Australia, dan Asia.


Ketika bendungan ini sudah jadi dan beroperasi. Sejak bulan Mei 1999, tailing (lumpur yang berasal dari batu mengandung emas yang digiling halus) dipompa dari kolam Meda ke pabrik pengolahan Aurul S.A, dimana natrium sianida ditambahkan untuk memisahkan emas dari material lain.


Setelah emas dan perak habis diekstraksi , sisa tailing mengandung konsentrasi sianida dengan kandungan total 400 mg / Liter dipompa sejauh 6,5 km ke kolam tailing Aurul yang baru, yang dilapisi dengan membran plastik dan mencakup sekitar 93 hektar.


Proses terus berjalan, sampai desember. Pada saat itu, dari pertengahan Desember hingga akhir Januari daerah Baia Mare menerima sekitar 120 mm hujan salju dan 40 mm hujan .


Januari 2000, karena tingginya curah hujan di daerah tersebut, bendungan yang dirancang oleh Knight-Piésold, perusahaan yang menyediakan layanan khusus untuk pertambangan, listrik, sumber daya air, infrastruktur, dan industri minyak dan gas inipun dibanjiri air yang melebihi daya tampungnya.


Pada malam itu, 30 Januari tahun 2000, bendungan yang dirancang oleh insinyur, ilmuwan lingkungan, ahli geosains kelas dunia yang berisi sianida ini meledak. 25 meter bagian dinding bendungan ini hanyut dibawa air dan menumpahkan 100.000 meter kubik air yang mengandung sekitar 100 ton sianida (cukup untuk membunuh 4 milyar orang dewasa) ke beberapa lahan pertanian dan kemudian ke sungai Someș.


Selama tumpahan, otoritas Rumania menyelidiki ekosistem. Hasilnya menunjukkan hilangnya total komunitas phyto- dan zooplankton di sungai Somes.


Menurut sumber resmi Rumania tumpahan sianida menyebabkan gangguan dalam pasokan air di 24 daerah, ketidaknyamanan bagi warga, dan biaya tambahan di bidang sanitasi dan industri dengan gangguan proses produksi.


Tumpahan sianida ini juga menyebabkan kontaminasi langsung terhadap Sungai Tisza, memengaruhi air minum dan menyebabkan masalah besar bagi kesehatan manusia dan hewan.


Pemerintah Hungaria memberikan data tentang komunitas phyto- dan zooplankton di sungai Tisza. Efeknya mirip dengan yang dilaporkan oleh otoritas Rumania.


Logam-logam berat dalam tailing tambang menyebabkan polusi logam berat besar-besaran di Sungai Tisza dan menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak langsung dan jangka panjang pada lingkungan perairan dan, pada akhirnya, konsumsi ikan oleh penduduk.


Tambang emas dengan teknologi terbaru yang dirancang super aman oleh para profesional kelas dunia inipun berubah menjadi SENJATA PEMUSNAH MASSAL.


Otoritas Hongaria menyelesaikan survei echo sounder di sepanjang Sungai Tisza untuk mendeteksi jumlah sisa ikan yang bisa dikonsumsi dan memperkirakan jumlah ikan yang mati. Hasilnya memberikan perkiraan jumlah ikan konsumsi mati 1240 ton.


Pada 11 Juli 2000, Pemerintah Hongaria mengajukan klaim kompensasi $ 179 juta terhadap Esmeralda Exploration.


Sampai hari ini perusahaan penambangan emas itu masih tidak mau membayar kompensasi kecuali kompensasi untuk desa Bozinta Mare yang terkena dampak langsung.


Para nelayan di Hongaria yang kehilangan semua penghasilannya akibat peristiwa ini tidak mendapatkan kompensasi apa pun.

Beberapa nelayan ini sampai sekarang masih terus mengikuti sidang pengadilan terkait peristiwa ini, tetapi semua pengamat hukum memperkirakan kemungkinan mereka untuk menang melawan perusahaan penambangan emas ini sangatlah kecil. Alasannya, karena pada saat terjadi kecelakaan hukum kewajiban internasional sudah ditegakkan.


Perusahaan menolak untuk membayar kompensasi ini karena mereka mengklaim bahwa semua kegiatan mereka sudah mendapat izin dari otoritas Rumania.


Jadi bayangkan, pejabat pemerintah yang hanya menjabat selama lima tahun, mungkin mendapat bagian kecil dari saham perusahaan ini bagi dia dan keluarganya. Tapi dia mewariskan bencana seumur hidup bagi warganya yang hampir tak mendapat manfaat apapun dari tambang itu. Kecuali segelintir yang diangkat menjadi satpam dan OB.(ril)

(Sumber: lintasgayo.co)


Bagikan:

Komentar