Larshen Yunus,Aktivis Yang Konsisten Bela Rakyat | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Larshen Yunus,Aktivis Yang Konsisten Bela Rakyat

Sabtu, 15 Januari 2022 | 11:59 WIB


PEKANBARU | Riauantara.co.- Larshen Yunus dikenal sebagai aktivis kerap menyuarakan keadilan dikenal di Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau dan aktif dalam setiap kegiatan/Bakti Sosial (BAKSOS) guna memperjuangkan nasib rakyat miskin yang terzhalimi.


Tidak hanya itu, Larshen Yunus dikenal sebagai Aktivis Pegiat Anti Korupsi ini ternyata sudah ikut Demo sejak duduk bangku SMP. Larshen Yunus Alumni Sospol Unri jiwanya terpanggil untuk menjadi Aktivis sudah terlihat ketika ikut demo sejak duduk di bangku SMPN 8, Jalan Adi Sucipto, Kota Pekanbaru.


Dari situlah ketertarikan Larshen Yunus kecil untuk menjadi Aktivis. Kendati, ketika itu masih sebagai ‘anak bawang’ bersama dengan mahasiswa dari UNRI, UIN SUSKA (IAIN) UIR, UNILAK dan Universitas Tabrani Rab.


Larshen Yunus mengatakan, tujuannya Konsisten Menghadirkan Keadilan-ikhtiar Memperbaiki Negeri. Namun dalam aksinya bukan tanpa Rintangan. Terbukti, Larshen Yunus Pecahkan Rekor sebagai Aktivis terbanyak dilaporkan dengan 29 Laporan ke penegak hukum di Provinsi Riau dalam rentang Desember 2021 sampai 14 Januari 2022. Larshen Yunus dapat dikatakan sebagai Aktivis terbanyak dilaporkan ke APH sepanjang sejarah di Dunia ini.


Terakhir, imbas laporannya terkait dugaan Tindak Pidana Korupsi (TIPIDKOR) Penyalahgunaan Mobil Dinas (Mobnas) Pemkab Rohil ke Polda Riau yang sudah masuki tahap Penyelidikan (SP2HP). Justru saat ini Aktivis Larshen Yunus dilaporkan RMB dan LMB Rohil ke Polres Rohil, yang diduga mencemarkan nama baik Pembina dan Tokoh LAM Rohil Azhar Syakban yang merupakan Ayah Kandung Wakil Bupati Rohil, H Sulaiman Azhar SS MH. Walaupun memang bagi Ketua PP GAMARI hal itu adalah konsekuensi, namun dirinya hanya bisa tersenyum sedih.


Menurut Larshen Yunus, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Aktivis dapat diartikan sebagai Penggerak, Pendorong dan Aktif sekaligus Otokritik dalam melihat situasi kondisi. KBBI juga nyatakan, bahwa Aktivis itu adalah Demonstran.


Berdasarkan penelusuran internet dan jejak digital yang valid, nama Larshen Yunus ternyata sudah melekat dan populer dengan sebutan Aktivis.


Kejadian itu baru saja dialami Larshen Yunus, Jum’at (14/1/2022) yang mulai dari pagi hingga malam hari Aktivis Larshen Yunus menghabiskan waktu di Gedung Kejaksaan Tinggi (KEJATI) Riau. Terhadap siapapun yang ‘sepintas’ melihat pemuda usia 30 tahun dengan tinggi badan 184 cm dan berat badan 91 kg itu langsung memanggil dengan sebutan Aktivis.


“Mereka memanggil saya sebagai Aktivis. Bagi saya, kata Aktivis adalah bahagian dari Perspektif masyarakat yang melihat, mendengar dan memperhatikan aktivitasnya selaku Agent Of Change-Agent Of Control, ” terang Larshen.


Kilas balik kebelakang, semenjak duduk di SMP Negeri 8 Pekanbaru, Larshen Yunus sudah kerap mengikuti kegiatan Kemahasiswaan. Pada saat itu, Larshen Yunus kecil dengan Lasaknya ikut-ikutan dengan dunia Mahasiswa. Baik itu Mahasiswa dari Kampus UNRI, UIN SUSKA, UIR, UNILAK dan Universitas Tabrani Rab.


Larshen Yunus sewaktu masih berstatus Siswa SMPN pada saat itu, justru telah ikut dengan kegiatan Demonstrasi, meskipun hanya sebatas jadi ‘anak bawang’ yang bertugas untuk memegang spanduk, bawain kardus minuman para Demonstran dan mencabut umbul-umbul.


Kebiasaan itu berlanjut di tingkat SMA dan pada akhirnya Larshen Yunus masuk dalam radar Pemilihan Bibit Unggul Daerah (PBUD), salah satu jalur ujian untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai informasi PBUD itu adalah Prestasi bagi Siswa yang sering Juara di Sekolah Tingkat Menengah Atas.


Larshen Yunus menceritakan, dirinya adalah satu diantara Ribuan Siswa se-Provinsi Riau yang berhasil mendapatkan Prestasi itu.


Kendati di bulan yang sama, Larshen Yunus juga Lulus Ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ke Kampus Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Namun karena pada saat itu kondisi ekonomi 'belum memungkinkan', sehingga harapan Larshen Yunus berkuliah ke Pulau Jawa pupus sudah, pilihan terbaik hanya mengikuti proses daftar ulang di Kampus Universitas Riau yang saat itu biaya kuliahnya termasuk murah, hanya Rp.600 ribu per semesternya, Rp.100 ribu per bulannya.


“Bagi saya, hidup adalah pilihan! Hidup ini harus selalu berjuang. Susah itu wajib dilalui, sebelum Kesuksesan itu menghampiri. Bagi saya, diatas segalanya adalah Hidup itu harus menjadi berkat bagi semua CiptaanNya” terang Aktivis Larshen Yunus.


Menurut Anak bungsu dari empat bersaudara itu tak lupa katakan, bahwa Jargon hidupnya tetap sama, yakni Konsisten Menghadirkan Keadilan-ikhtiar Memperbaiki Negeri.


“Ayah saya hanya seorang Petani dan Ibu terkasih adalah seorang Pedagang. Dari dulu saya diajarkan, bahwa hidup ini keras dan harus terus dilalui. Sepanjang tidak mengambil hak-hak orang dan tidak berbuat Kriminalitas, maka hanya ada satu kata, LAWAN!” tegas Larshen Yunus, yang juga alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.


Terakhir, sebelum meninggalkan Gedung Kejati Riau, Aktivis Larshen Yunus menjabat Ketua Presidium Pusat Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (PP GAMARI) 5 periode ini kembali menegaskan, bahwa peran dirinya maupun organisasi yang dipimpinnya hanya satu, yakni Konsisten Menghadirkan Keadilan-ikhtiar Memperbaiki Negeri.**(rudi).


Bagikan:

Komentar