Mengenang H Bakri Sulaiman, Seorang Tokoh Pendidikan Riau | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Mengenang H Bakri Sulaiman, Seorang Tokoh Pendidikan Riau

Jumat, 21 Oktober 2022 | 11:43 WIB




RIAUANTARA.CO | PEKANBARU -NAMA Haji Bakri Sulaiman atau akrab dipanggil Buya Bakri merupakan tokoh pendidikan tidak sepopuler Hajjah  Chadijah Ali (1925-1986)  yang kini diabadikan menjadi nama jalan di Kota Pekanbaru.


Buya Bakri merupakan salah satu penggagas maupun pendiri beberapa yayasan pendidikan, salah satunya Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Riau yang melahirkan Universitas Islam Riau (UIR), IAIN yang sekarang dikenal dengan UIN Suska Riau, mendirikan sejumlah masjid, pendiri Perwakilan Dewan Dakwah Riau dan Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru.


Makam Buya Bakri ini berada di pemakaman tokoh pendiri Kota Pekanbaru di Kecamatan Senapelan, pinggiran Sungai Siak.


Jasa Buya Bakri dalam perkembangan pendidikan tidak hanya dapat dilihat betapa pesatnya komplek kampus UIR yang berada di Jalan Kaharuddin Nasution.


Jauh sebelum Gedung Rektorat dan Perkulihan yang representatif itu berdiri, Buya Haji Bakri Sulaiman bersama tokoh pejuang wanita dan pendidikan Hj Chadijah Ali (1925-1986) serta 2 rekannya yang lain, masing masing Hj. Asmanah Malin (almh) dan Raden Mas Oentoro Koesmarjo mendirikan Yayasan Diniyah Putri Pekanbaru pada 1 September 1962.


Cita -cita luhur untuk membangun sumber daya manusia masyarakat Riau yang islami ketika itu berawal ketika Buya Bakri dilantik sebagai Kepala Kantor Wilayah Agama Riau, ketika itu masih bernama Jawatan Agama Resimen Riau.


*Kakanwil Agama Riau yang Pertama*


Awalnya, setelah 6 bulan Indonesia Merdeka, tepatnya 3 Januari 1946,  maka terbentuk lah Departemen Agama di Pusat. Maka untuk Resimen (kini Provinsi Riau ) pada waktu itu, ditunjuk lah H Bakri Sulaiman untuk membentuk Departemen Agama (Depag) sekaligus mendirikan kantor Jawatan Agama Tingkat Keresidenan yang ketika itu berkedudukan di Kota Tanjungpinang, kini Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dipilihnya beliau sebagai Kepala Jawatan tidak lepas dari perjuangan beliau dalam masa kemerdekaan.


Karena dipercaya sebagai Kepala Jawatan Agama Daerah Riau, dalam menjalankan tugasnya, H Bakri Sulaiman lalu menyusun anggota/personalia, masing -masing M Yatim D sebagai Sekretaris, H. Muhammad Syech (Kepala Bagian Pengadilan Agama), Mahmud Thoib sebagai Kepala Bagian Pendidikan Agama dan Muhammad Nur sebagai Penerangan Agama.


Setelah seminggu pasca dibentuknya pengurus Jawatan Agama Riau, baru lah Gubernur Sumatera yang berkedudukan di Medan, Mr. Tengku M Hasan mengeluarkan SK Pengangkatan Personalia. Sayangnya SK Personalia Jawatan Agama Riau ini hilang di zaman Revolusi Fisik.


Dalam perjalanan hidupnya H Bakri Sulaiman selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan struktur organisasi. Fase demi fase sudah dilalui H Bakri Sulaiman dengan Jawatan Agama Riau.


Dengan irama perjuangan yang mengalami pasang surut, Resimen Riau pun berubah status menjadi Provinsi Riau melalui Undang undang Nomor 19 Tahun 1957.


Saat ibukota Resimen Riau dipindahkan dari Tanjungpinang ke Pekanbaru, Buya Bakri Sulaiman pun tidak lagi menjabat Jawatan Agama Provinsi Riau.


*Pendiri YLPI  dan RSI Ibnu Sina Pekanbaru*


Namun semangat dakwahnya seakan akan tidak pernah padam. Buya Bakri Sulaiman tidak segan - segan menenteng dan menawarkan proposal hingga ke negara negara Arab di Timur Tengah untuk pembangunan yayasan pendididkan Islam, rumah sakit Islam serta tentunya masjid.


Amal khairat yang nyata di Pekanbaru dan daerah lainnya, ya, ketika beliau bersama sama temannya seperti Haji Zaini Kunin, Haji Rawi Kunin, Hajjah Syamsidar Yahya, Tengku Djalil, Hajjah Khadijah Ali dan banyak lainnya mendirikan YLPI Riau yang kemudian melahirkan Universitas Islam Riau dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi Riau.


''Amal jahiriah Datuk kami, Buya Haji Bakri Sulaiman dan teman - teman beliau semuanya kini dapat dinikmati umat, terutama masyarakat Riau,'' tutur Andhi Harianto, SE, MM salah seorang cucu Tokoh Pendidikan Riau ini. Dengan miladnya Universitas Islam Riau beberapa pekan lalu mengingatkan beliau tentang sejarah dan cerita orang-orang tentang H. Bakri Sulaiman. Kata - kata yang masih terpatri tentang perjuangan pendidikan beliau adalah "Dari Umat untuk Umat".   ** (Denny Winson)

Bagikan:

Komentar