Azolla SP Jadi Solusi Pertanian Berkelanjutan | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Azolla SP Jadi Solusi Pertanian Berkelanjutan

Senin, 16 Januari 2023 | 11:27 WIB




RIAUANTARA.CO | ASIA merupakan wilayah terpadat yang diproyeksikan PBB akan mengalami tekanan dalam meningkatkan hasil pangan. 


Utamanya beras dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk sekitar dua persen pertahun. 


Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia.  


Untuk itu, pemerintah ikut mendorong peningkatan produktivitas padi melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi.  


Seperti dilakukan Pemerintah Kabupaten Siak dengan memperluas areal pertanian sebanyak 30 ribu hektare dan upaya intensifikasi melalui penggunaan varietas-varietas padi yang berproduksi tinggi.  


Hanya saja, umumnya varietas padi tersebut sangat responsif terhadap kebutuhan pupuk nitratogen (N) yang tinggi.  Hal ini berakibat pada kebutuhan pupuk N semakin besar. 


Dalam satu musim tanam padi luasan satu hektare dibutuhkan pupuk nitrogen atau urea 300 kg.


Fenomena munculnya degradasi kesuburan tanah merupakan dampak dari input N dalam bentuk ammonium yang seringkali diberikan dalam takaran tinggi tanpa diimbangi dengan pemberian bahan organik.  


Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan masukan yang bukan hanya dapat menyediakan unsur hara N, tetapi juga mampu memperkaya bahan organik tanah, yaitu dengan menggunakan pupuk hijau seperti Azolla SP.


Biomassa azolla dapat dijadikan sebagai pupuk organik sumber nitrogen yang cocok dikembangkan oleh para petani dan sangat mudah untuk diaplikasikan serta relatif murah karena tidak memerlukan biaya tambahan yang memberatkan petani. 


Azolla bersimbiosis dengan Annabaena Azollae yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga dapat menghemat pemakaian pupuk urea. 


Pupuk hijau ini merupakan salah satu solusi untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan atau ramah lingkungan. Pupuk Azolla SP memiliki kandungan unsur hara tinggi sehingga mampu bersimbiosis dengan anabaena dalam mengikat nitrogen bebas di udara. Dalam 25 hingga 35 hari, Azolla dapat dengan mudah mengikat nitrogen yang cukup untuk tanaman padi 4-6 ton per hektare selama musim hujan, atau 5-8 ton per hektare untuk sawah irigasi selama musim kemarau. Rata-rata 35-50 persen ammonia yang difiksasi oleh cyanobacterium dilepaskan sebagai pupuk hayati di sawah.


Pemakaian Azolla dapat ditinjau dari peranan Azolla sebagai sumber N dan sebagai tanaman penutup. 


Dengan adanya lapisan Azolla akan menyebabkan pH air sawah turun, sehingga akan mengurangi tenaga pendorong volatilisasi amonia, sehingga volatilisasi menjadi terhambat. 


Selain itu, aktivitas volatilisasi juga semakin berkurang dengan terhambatnya kecepatan angin yang tinggi oleh perkembangan tajuk padi yang telah membentuk naungan. 


Dengan terhambatnya aktivitas volatilisasi ini, maka konsentrasi NH4+ dalam lapisan air sawah tetap terjaga tinggi sehingga dapat dipergunakan sepenuhnya untuk tanaman padi sawah. 


Di samping itu terdapat manfaat tambahan dari lapisan Azolla, yaitu dapat menghemat air sawah karena dapat menekan evaporasi dan menekan pertumbuhan gulma sawah. (*)


Penulis : Sri Utami Lestari 

TTL : Solo/ 28 Maret 1976

Pendidikan : S2

Profesi : Dosen Prodi Agroteknologi Faperta Unilak Riau

Bagikan:

Komentar