Pemkab Siak-BKSDA-BOB Rapat Konsolidasi Bahas Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Pemkab Siak-BKSDA-BOB Rapat Konsolidasi Bahas Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra

Kamis, 25 Juni 2020 | 15:59 WIB

Siak, riauantara.co | Harimau Sumatra (Phantera Tigris Sumatrae) merupakan spesies langka bercitra tangguh dan berwibawa, yang salah satu habitatnya adalah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil sebagai kawasan konservasi ke-7 Indonesia, diresmikan oleh Komite Nasional Program Man of the Biosfer (MAP) -UNESCO Tahun 2009 di Korea Selatan. Kawasan ini merupakan ekoregion hutan rawa gambut (Peat-Swamp Forest) Sumatra.

Guna melestarikan keberlangsungan hidup Harimau Sumatra, yang merupakan key species, top predator, dan termasuk dalam 25 satwa prioritas tersebut, Pemerintah Kabupaten Siak bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)  Riau beserta BOB PT BSP berencana untuk membangun Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama di Indonesia yang akan dibangun dalam kawasan suaka marga satwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (SM-CB GSK).

Untuk merealisasikan hal tersebut, Bupati Siak Alfedri di dampingi Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Jamaluddin, Asisten I Setda Kabupaten Siak Budhi Yuwono, Asisten II Setda Kabupaten Siak  Hendrisan, serta Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Fauzi Asni, melaksanakan rapat konsolidasi bersama dengan Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono, serta External Affair Manager BOB PT BSP Nazaruddin membahas Site Plane dan Master Plane pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama nasional tersebut,yang berlangsung di ruang rapat Zamrud kediaman Bupati Siak, Rabu (24/6/2020) malam.

Dalam sambutannya Bupati Alfedri menyambut baik kerjasama yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Siak dengan Balai Besar KSDA Riau, serta BOB PT BSP.

"Saya mengucapkan terimakasih dan menyambut baik rencana pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama di Indonesia yang akan di bangun dalam kawasan suaka margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Saya berharap program pembangunan ini nantinya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat terutama masyarakat sekitar kawasan konservasi tersebut. Kita semua juga berharap program pembangunan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat," jelasnya.

Alfedri juga mengharapkan program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini juga dapat mendukung program peningkatan industri pariwisata Kabupaten Siak.

"Tentunya kita semua juga berharap agar kedepan program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini dapat mendukung peningkatan industri pariwisata di Kabupaten Siak. Seperti kita ketahui kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil ini memiliki keanekaragaman hayati hutan gambut, flora dan fauna, serta keindahan alam yang asri juga alami. Hal ini tentu akan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang berwisata," imbuhnya.

Alfedri juga berharap program pembangunan ini akan mampu menjelma menjadi ikon pariwisata Kabupaten Siak dan nasional yang baru, sehingga Kabupaten Siak dapat memberikan kontribusi lebih bagi industri pariwisata nasional.

Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Jamaluddin menjelaskan bahwa Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini memerlukan persiapan yang matang sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

"Saya ingin menyampaikan beberapa hal penting terkait program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra yang akan kita laksanakan ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa di kawasan Giam Siak Kecil ini merupakan daerah yang masih belum tersentuh jaringan telekomunikasi, kemudian alat transportasi masih menggunakan kapal pompong  yang biaya sewanya tergolong cukup tinggi, serta kawasan ini masih sulit di lalui kendaraan seperti mobil pemadam kebakaran, untuk itu membutuhkan persiapan yang matang," jelasnya.

Jamaluddin juga menambahkan, untuk kelancaran dan percepatan program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini sangat perlu segera dibentuk tim gugus tugas pembangunan sehingga rencana kerja dan anggaran segera dapat dibuat.

Di kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menjelaskan latar belakang dan dasar pemilihan lokasi SM Giam Siak Kecil sebagai kokasi pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama nasional, selain itu Suharyono juga menjelaskan konsep pengelolaan sarana dan prasarana yang nantinya akan di bangun di kawasan tersebut.

"Saya bersama team dari Balai Besar KSDA Riau menetapkan kawasan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil sebagai lokasi pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama nasional, berdasarkan beberapa aspek. Yang pertama,  kawasan ini merupakan habitat Harimau Sumatra," kata dia.

Kedua lanjutnya, kawasan ini cukup jauh dari perumahan penduduk. Ketiga, aktivitas masyarakat hanya untuk menangkap ikan di Sungai Siak Kecil. Keempat, aksesibilitas cukup mudah melalui sungai dan darat. Terakhir kawasan ini merupakan bagian dari Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) yang dikelilingi HTI.

Masih kata Suharyono, bahwa manfaat dari keberadaan sarana dan prasarana yang akan dibangun nantinya sangat berguna bagi ekologi kawasan, pengelola, maupun masyarakat. Manfaat dari sarana prasarana yang akan dibangun nantinya sangat berguna bagi ekologi kawasan diantaranya sebagai pusat penyelamatan, meningkatkan populasi, dan penguatan kualitas genetika Harimau Sumatra serta menjaga ekosistem kawasan.

Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama Nasional di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil merupakan inovasi baru dan program unggulan industri pariwisata daerah maupun Nasional. Juga dapat memperkuat kelembagaan lokal dalam upaya melestarikan kekayaan flora dan fauna, serta menjaga ketersediaan sumber plasma nuthfah, sehingga nantinya dapat menjadi Stasiun Penelitian Lapangan Unggulan (SPLU) guna mengembangkan keanekaragaman hayati hutan rawa gambut.

Selain itu pusat konservasi juga berperan sebagai wahana peningkatan ekowisata berlandaskan keindahan, keunikan, dan kemurnian alam serta budayanya. Pada gilirannya akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, serta mejelma sebagai ikon pariwisata nasional.
Bagikan:

Komentar