Wali Kota Pekanbaru Pertanyakan Penurunan Target Pajak Reklame Tahun 2025 | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Wali Kota Pekanbaru Pertanyakan Penurunan Target Pajak Reklame Tahun 2025

Kamis, 15 Mei 2025 | 06:30 WIB
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, mempertanyakan penurunan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak reklame untuk tahun 2025.
Pekanbaru, riauantara.co | Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, secara terbuka mempertanyakan penurunan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak reklame untuk tahun 2025. Padahal, pada tahun 2024 sektor tersebut mencatatkan realisasi pendapatan yang cukup signifikan, yakni mencapai Rp38 miliar. Namun untuk tahun 2025, target yang ditetapkan justru turun menjadi Rp34 miliar.

"Ini menjadi tanda tanya besar bagi kita semua. Mengapa targetnya justru menurun? Kota Pekanbaru sebagai pusat jasa dan perdagangan memiliki potensi yang sangat besar untuk menggali pendapatan dari sektor reklame. Seharusnya target ditingkatkan, bukan diturunkan," tegas Agung Nugroho.

Sebagai bentuk ketegasan, Agung memberikan peringatan kepada jajaran Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru untuk lebih serius dalam mengelola potensi PAD.

Ia meminta agar tidak ada lagi pendekatan yang stagnan dan rutinitas belaka dalam menggali sumber pendapatan daerah.

Ia juga menginstruksikan agar Bapenda segera melakukan inventarisasi menyeluruh terhadap seluruh keberadaan reklame di Pekanbaru, termasuk menindak reklame-reklame ilegal yang tidak memberikan kontribusi pada kas daerah.

"Potensi dari reklame ilegal cukup besar. Kalau ini bisa didata dan ditertibkan, tentu akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah," ujarnya.

Lebih lanjut, Wali Kota mengimbau agar Bapenda tidak hanya fokus pada penertiban, melainkan juga mulai merancang strategi kreatif untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, khususnya para pelaku usaha reklame.

"Pendapatan dari sektor reklame ini sangat penting untuk mendukung pembangunan dan pelayanan publik. Maka dari itu, saya minta ada inovasi, jangan hanya mengandalkan pendekatan lama,"tambahnya.

(kmo/rd)
Bagikan:

Komentar