![]() |
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sejak Januari hingga akhir April 2025, tercatat sebanyak 1.471 kasus DBD tersebar di 12 kabupaten/kota di wilayah tersebut. (Foto ilustrasi/dok net). |
Pekanbaru, riauantara.co | Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Riau kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sejak Januari hingga akhir April 2025, tercatat sebanyak 1.471 kasus DBD tersebar di 12 kabupaten/kota di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, menegaskan bahwa lonjakan ini harus menjadi alarm bagi semua pihak. Ia menyebut faktor lingkungan yang tidak terjaga menjadi pemicu utama berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebar virus dengue.
"Selama empat bulan terakhir, hampir 1.500 warga Riau telah terjangkit DBD. Ini bukan hal yang bisa kita anggap sepele. Semua pihak harus berperan aktif dalam pencegahannya," tegas Sri Sadono.
Sebagai langkah cepat, Dinkes Riau kembali mengintensifkan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tengah masyarakat. Para kader Jumantik turun langsung ke rumah-rumah warga untuk memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum hewan, hingga saluran air.
"Kader Jumantik adalah garda terdepan kami. Mereka tidak hanya memantau, tetapi juga memberikan edukasi langsung tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," jelasnya.
Warga kembali diingatkan untuk menjalankan Gerakan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah air, dan Mengubur barang bekas yang bisa menampung air. "Plus"-nya meliputi penggunaan kelambu, obat nyamuk, serta memelihara ikan pemakan jentik.
Tak hanya itu, Dinas Kesehatan juga telah mengoordinasikan puskesmas dan rumah sakit untuk siaga menghadapi kemungkinan lonjakan pasien.
Sri Sadono mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala hebat, atau muncul bintik merah di kulit. Gejala ini harus segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Deteksi dini sangat penting. Semakin cepat ditangani, peluang sembuh semakin besar," tambahnya.
(kmo/cr)
Komentar