Pemerhati Sosial Tawarkan Desain Gratis Demi Wujudkan Islamic Center Riau | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Pemerhati Sosial Tawarkan Desain Gratis Demi Wujudkan Islamic Center Riau

Senin, 30 Juni 2025 | 15:51 WIB
Pekanbaru, riauantara.co | Harapan masyarakat Riau akan terwujudnya sebuah Islamic Center yang megah dan bermakna tampaknya masih menjadi mimpi yang tertunda. Meski pemerintahan baru telah berjalan beberapa bulan, belum terlihat tanda-tanda nyata dari realisasi janji politik yang satu ini. Tak ada gambar, tak ada desain, bahkan konsep awal pun belum diperlihatkan ke publik.

Kondisi ini menimbulkan tanya di benak banyak pihak, terutama para ulama, budayawan, dan pegiat budaya Islam. Di tengah kekecewaan itu, Forum Pemikiran Budaya (FPB) menggelar diskusi yang sarat gagasan, mencoba memantik kembali semangat membangun pusat peradaban Islam di Riau.

Diskusi tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti Ketua FPB Eed Azhar, Budayawan Indra Maiyeldi, Pemerhati Sosial Usamah Khan, serta Ketua Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau, Rahmat Handayani. Dari perbincangan hangat itu, lahir berbagai gagasan konkret.

Usamah Khan secara tulus menawarkan kontribusi nyata. "Jika memang kendalanya pada anggaran, saya siap menyumbangkan keahlian saya dalam merancang gambar arsitektur, tanpa bayaran. Ini demi cita-cita bersama," ungkapnya.

Sementara itu, Indra Maiyeldi menggarisbawahi bahwa Islamic Center bukan sekadar bangunan, tapi simbol kebudayaan Melayu dan pusat kajian Islam.

Ia membayangkan bangunan yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna dan fungsional terinspirasi dari kemegahan Gedung Idrus Tintin yang sudah ikonik di Riau.

Eed Azhar, Ketua FPB, memperingatkan bahwa proyek ini jangan sampai hanya menjadi tempat foto-foto semata. 

"Islamic Center harus menjadi pusat religi, edukasi, dan budaya yang benar-benar hidup dan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat," tegasnya.

Menutup diskusi, Rahmat Handayani dari FPR menyampaikan optimisme bahwa ide-ide tersebut bisa menjadi pijakan awal.

"Setidaknya, pemerintah bisa memulai dari pembuatan masterplan. Ini langkah kecil, tapi sangat berarti di tengah keterbatasan anggaran," ujarnya.
Bagikan:

Komentar