![]() |
Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar konferensi pers penangkapan geng motor di kawasan Jalan Srikandi, Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. |
Pekanbaru, riauantara.co | Kepolisian Daerah (Polda) Riau bergerak cepat setelah viralnya video aksi brutal geng motor di media sosial. Hasilnya, delapan remaja berhasil diamankan, yang mengejutkan, mayoritas dari mereka masih berstatus pelajar. Empat di antaranya bahkan dijadwalkan mengikuti ujian kenaikan kelas pada hari penangkapan.
Wakapolda Riau, Brigjen Pol Jossy Kusumo, memberikan pernyataan tegas dalam konferensi pers yang digelar Senin (2/6). Ia menyampaikan bahwa segala bentuk aksi premanisme dan kekerasan jalanan tidak akan diberi ruang di wilayah hukum Polda Riau.
"Kami tidak akan mentolerir aksi-aksi yang mengganggu kenyamanan masyarakat, khususnya di Pekanbaru," tegasnya.
Penangkapan dilakukan usai video viral yang merekam aksi geng motor di kawasan Jalan Srikandi, Delima, Kecamatan Tampan, pada Minggu dini hari, 1 Juni 2025. Tim Subdit III Jatanras Ditreskrimum langsung bergerak cepat dan berhasil menangkap para pelaku hanya dalam waktu singkat.
Dari delapan pelaku yang diamankan, tiga di antaranya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan satu lainnya pelajar SMA. Fakta ini menambah keprihatinan, mengingat mereka justru melakukan tindak kriminal di saat seharusnya fokus belajar.
Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan. menjelaskan bahwa aksi para remaja tersebut telah meresahkan publik dan mengancam keselamatan umum. Investigasi juga mengungkap bahwa dua dari pelaku terlibat dalam kasus kekerasan menggunakan senjata tajam di wilayah Swalayan Hawaii, Rumbai, Pekanbaru.
"Kasus tersebut sempat melalui upaya mediasi, namun gagal karena keluarga korban menolak berdamai. Kini kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan," kata Asep.
Ia menambahkan bahwa fenomena geng motor seperti ini tak lagi bisa dianggap sebagai kenakalan remaja biasa.
"Ini sudah masuk ke ranah kriminal murni, dan kami akan menindak secara tegas dan profesional," ujarnya.
Polda Riau juga melibatkan berbagai elemen seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga orang tua para pelaku, dalam upaya memulihkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Dalam penggeledahan, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang mengkhawatirkan. Di antaranya double stick, alat setrum gajah, serta beberapa senjata tajam lainnya yang digunakan saat beraksi.
(kmo/tri)
Komentar