![]() |
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan komitmennya dalam melindungi masyarakat dari beban ekonomi berlebih, khususnya terkait kegiatan perpisahan sekolah dan study tour. |
Pekanbaru, riauantara.co | Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan komitmennya dalam melindungi masyarakat dari beban ekonomi berlebih, khususnya terkait kegiatan perpisahan sekolah dan study tour yang kerap memakan biaya tinggi. Hal ini disampaikan saat audiensi bersama Forum Musyawarah Komite Kerja Sekolah (FMKKS) Provinsi Riau, baru-baru ini.
Menurut Wahid, kebijakan larangan perpisahan mewah dan study tour yang memberatkan tidak dimaksudkan untuk membatasi kebebasan sekolah, melainkan sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarga yang kurang mampu.
Ia mengaku menerima banyak keluhan dari orang tua siswa yang terpaksa berutang demi mengikuti kegiatan sekolah yang bersifat rekreatif namun mahal.
"Biaya perpisahan sekolah bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta per anak. Bagi yang mampu mungkin tidak masalah, tapi bagaimana dengan yang tidak mampu?" ujar Wahid.
Ia menyoroti fenomena kegiatan perpisahan yang digelar di hotel berbintang atau lokasi mewah lainnya, lengkap dengan biaya pungutan yang dinilai memberatkan.
Menurutnya, jika acara perpisahan dilaksanakan secara sederhana dan tanpa pungutan, maka pemerintah tidak akan mempermasalahkannya.
"Silakan saja perpisahan, asal tidak bermewah-mewahan dan tanpa pungutan. Tapi, coba lihat, berapa banyak yang benar-benar melakukan itu tanpa biaya?" tanyanya.
Terkait study tour, Wahid menyatakan kegiatan tersebut tetap diperbolehkan asalkan bersifat edukatif dan tidak menimbulkan beban finansial pada orang tua. Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan aspek keselamatan siswa selama kegiatan berlangsung.
"Kami tidak melarang study tour secara mutlak. Tapi harus jelas manfaat pendidikannya, dan yang paling penting tidak memberatkan serta aman untuk anak-anak kita," jelasnya.
Gubernur juga mengungkapkan bahwa dirinya selalu terbuka terhadap masukan masyarakat. Ia mengaku banyak menerima pesan dari orang tua yang merasa terbantu dengan kebijakan ini.
"HP saya selalu aktif, dan saya membaca banyak pesan dari orang tua yang bersyukur karena tak lagi harus pusing memikirkan biaya untuk acara sekolah yang tak wajib," tutup Wahid.
(tri/kmo)
Komentar